“Dia tiba-tiba mengalami masalah jantung saat ditemani orang-orang yang dipandu lainnya [dan]...segera dibawa ke rumah sakit dengan kerja sama polisi dan layanan darurat,” kata polisi Teheran, seperti dikutip Al Arabiya, Jumat (16/9/2022).
Belum diketahui apa yang terjadi antara kedatangannya di kantor polisi dan keberangkatannya ke rumah sakit. Saluran media sosial "1500tasvir", yang mencatat pelanggaran hak asasi manusia (HAM) oleh polisi Iran, mem-posting foto Amini di rumah sakit dengan tabung di mulutnya pada hari Kamis. “Memuakkan,” tulis aktris dan juru kampanye HAM Iran-Inggris Nazanin Boniadi di Twitter.
"Berapa banyak nyawa anak muda tak berdosa yang harus dirampok secara brutal sebelum kita semua bangkit?" Juru kampanye kebebasan berekspresi Iran Hossein Ronaghi menulis di media sosial: “Situasi Mahsa Amini adalah contoh kejahatan yang disengaja."
“Penindasan sistematis terhadap wanita Iran dengan dalih menegakkan jilbab oleh patroli pemandu dan kepolisian adalah kejahatan," ujarnya.
Insiden itu terjadi ketika kontroversi tumbuh--baik di dalam maupun di luar Iran--atas pelaksanaan gasht-e ershad atau patroli pemandu, yang memantau dan menegakkan aturan berpakaian di Iran. Jilbab telah menjadi busana wajib bagi wanita di Iran tak lama setelah revolusi 1979.
Editor : Muhammad Andi Setiawan