Influencer Tik Tok Inggris yang Buta Bagikan Pengalaman Sering Dikirimi Foto Mr. P di Medsos

@canseecantsee, seorang influencer TikTok asal Inggris belum lama ini menceritakan pengalaman lucu di media sosial. Dia mengaku sering sekali dikirimi foto alat kelamin dari pria-pria 'random'.

Di video yang sudah ditonton lebih dari 700 ribu kali tersebut, perempuan cantik bernama asli Claire Sisk itu mengatakan kalau mungkin banyak pria di luar sana tidak percaya kalau dirinya buta.

"Saya banyak sekali dikirimi foto alat kelamin dari followers. Mungkin mereka tidak percaya kalau saya buta," curhatnya di video TikTok, dikutip dari New York Post, Sabtu (20/8/2022).

Ia melanjutkan kalau dirinya tahu bahwa itu adalah foto alat kelamin karena ponsel pintarnya yang bisa membacakan teks dan foto mengatakan kalimat 'jamur yang tumbuh di tanah'.

Menurut Sisk, kalimat tersebut merujuk pada alat kelamin, karena obrolan di antara para pria itu tidak ada yang berkaitan dengan pembahasan tumbuhan.

"Saya baru saja menerima gambar dan ponsel otomatis saya mengatakan 'jamur yang tumbuh di tanah'," kata Sisk disusul tawa kecil.

Ya, orang buta seperti Sisk memang kini bisa mengakses ponsel dengan bantuan teknologi. Untuk bisa memahami apa yang ada di dalam ponsel, dia menggunakan sistem teknologi yang mana secara otomatis membacakan setia kata yang ada di ponsel.

Curhatan Sisk ini langsung viral. Banyak netizen dibuat ngakak sekaligus ada yang heran kenapa Sisk dikirimi foto Mr P.

"Ini benar-benar luar biasa. Pembaca ponsel Anda sangat gila," kata netizen dibuat tertawa ngakak.

"Egonya pun kini terkubur di dalam tanah setelah mendengar penjelasan ini," netizen lain menimpali.

Tapi, ada juga netizen yang 'polos'. Dia berasumsi mungkin saja memang benar foto jamur yang dibagikan si pria ke Sisk. "Bagaimana kalau benar pria itu mengirim foto jamur?" katanya.

Perlu Anda tahu Sisk mulai buta setelah menderita stroke dua kali pada usia 29 tahun di 2009, dan pada 2017 sel penglihatannya mulai hancur. Dia menggunakan platform TikTok untuk menghilangkan stigma soal kebutaan.

Editor : Muhammad Andi Setiawan