Kabar kemungkinan membuka blokir lebih dari 20 juta ton biji-bijian Ukraina ini pun telah menyebabkan penurunan 2% dalam harga gandum pada Jumat (23/7/2022).
Dalam pidato pada Jumat (23/7/2022) malam, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengkonfirmasi bahwa negara itu memiliki sekitar USD10 miliar (Rp150 triliun) gandum untuk dijual.
Namun, dia juga memperingatkan Moskow "dapat terlibat dalam provokasi, upaya untuk mendiskreditkan upaya Ukraina dan internasional. Tapi kami percaya pada PBB", dengan mengatakan terserah kepada PBB untuk menjamin kesepakatan itu.
Ukraina mengatakan angkatan laut Rusia mencegah pengiriman gandum dan ekspor lainnya dan menuduh pasukan pendudukan Rusia mencuri gandum dari pertanian Ukraina.
Adapun Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan - yang telah memainkan peran penting dalam negosiasi - mengatakan dia berharap kesepakatan itu mungkin menjadi langkah pertama untuk mengakhiri perang.
"Langkah bersama yang kami ambil dengan Ukraina dan Rusia ini diharapkan akan menghidupkan kembali jalan menuju perdamaian," katanya.
Sementara itu, wartawan BBC Anne Soy dari Nairobi, Kenya mengatakan kesepakatan ekspor biji-bijian juga akan sangat melegakan bagi Tanduk Afrika. Wilayah ini saat ini menghadapi kekurangan pangan serius yang disebabkan oleh kekeringan, dan diperparah oleh pandemi Covid-19, invasi belalang yang langka, dan perang di Ukraina.
Seperti diketahui, kekurangan gandum Ukraina di dunia sejak invasi Rusia pada 24 Februari lalu telah menyebabkan jutaan orang terancam kelaparan.
Namun, Kyiv menolak untuk menandatangani kesepakatan langsung dengan Moskow, dan memperingatkan "provokasi" akan disambut dengan "tanggapan militer segera".
Editor : Muhammad Andi Setiawan