Sementara itu, pendidik lainnya, seperti Maksym Kozhemiaka, memanfaatkan kemampuan medisnya untuk membantu militer.
Profesor pengobatan trauma di Universitas Negeri Zaporizhzhia berusia 41 tahun ini menyadari keahliannya bisa berguna di rumah sakit militer dan dengan sukarela membantu.
Namun setelah beberapa hari bekerja di sana, dia mendapati cari untuk membantu para mahasiswanya agar dapat tetap melanjukan kuliah.
"Kami berpikir bahwa kami bisa mengajar kelas secara online," ujarnya.
"Kami sudah pernah memiliki pengalaman mengajar secara online selama Covid,” lanjutnya.
Setelah dua pekan pertama perang yang menantang, Kozhemiaka melanjutkan kuliahnya dengan membiarkan para mahasiswanya menyaksikan secara virtual ketika dia melakukan operasi.
Mereka menerapkan kombinasi antara kelas yang digelar secara langsung dan augmented reality yang memungkinkan para mahasiswa berpartisipasi dan mengomentari operasi bahkan dari rumah mereka sendiri.
"Kami mengajari para dokter muda dan mahasiswa bagaimana mengobati luka," tuturnya.
Editor : Muhammad Andi Setiawan