Dalam pelatihan ini, RMI Jawa Tengah berharap guru madrasah diniyah bisa memanfaatkan perkembangan teknologi informasi. Sehingga madrasah diniyah tidak terkesan kuno dan ketinggalan zaman. Sehingga bisa bersaing dengan lembaga-lembaga pendidikan keislaman lainnya yang mulai menjamur di Indonesia.
Upaya ini cukup penting karena tanpa kemampuan memanfaatkan perkembangan terkini, madrasah diniyah dinilai akan sangat ketinggalan. Dan ketika itu sudah terjadi, maka sudah jadi keniscayaan kalau banyak orang yang kini mulai meninggalkan konsep pembelajaran diniyah, atau dalam bahasa Kiai Nur Machin, “menyeberang ‘ke sana’.”
Sambutan untuk para peserta dari Kiai Nur Machin dalam rangka pembukaan acara ToT ini kemudian dilanjutkan oleh KH. Mohamad Muzamil, Ketua PWNU Jawa Tengah.
Dalam sambutannya kepada para peserta, Kiai Muzamil berharap para peserta ToT selalu bisa mengkotekstualisasikan masalah dengan ilmu-ilmu yang sudah didapat selama belajar di pondok pesantren.
“Bagaimana cara mengatasi masalah dengan ilmu yang sudah didapat dari para kiai,” pesan Kiai Muzamil dalam sambutannya.
Lebih lanjut Kiai Muzamil juga menegaskan kepada para guru madrasah diniyah se-Jawa Tengah yang hadir ini agar selalu bisa menyelesaikan masalah dengan ilmu.
Beliau malanjutkan kebaikan yang kita lakukan sekarang ini tak hanya kita yang menikmati, tidak hanya diri kita sendiri, semoga anak cucu kita di kemudian hari. Keadaan sekarang ini tentu tidak lepas dari riyadhoh dari orang tua dan guru-guru kita. Kita bisa nikmati sekarang ini.
“Cara mengatasi masalah dengan cara yang bijak. Dengan ilmu. Bukan dengan berantem,” tambah Kiai Muzamil.
Usai pembukaan yang diadakan di Pondok API, Tegalrejo, para peserta lalu dipindah ke Pesantren Enterpreneur Partner di Sidoagung, Tempuran, Magelang, untuk melanjutkan acara pelatihan ToT sampai empat hari ke depan (7-10 Juni). Kegiatan ini dinarasumberi oleh KH. Dian Nafi’ (Ketua PP RMI NU), Dr. Imam Mahalli (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), Dr. H. Shodiq (UIN Walisongo Semarang), Ali Formen, Ph. D (UNNES Semarang) dan Dr. M. Rikza Chamami (UIN Walisongo Semarang).
Editor : Muhammad Andi Setiawan