Selain Finlandia, Swedia juga telah menunjukkan niatnya untuk bergabung dengan aliansi Barat, menyusul invasi Rusia ke Ukraina.
Baik Swedia dan Finlandia memiliki komunitas Kurdi, dan dalam kasus Swedia beberapa anggota parlemen berasal dari Kurdi. Presiden Erdogan tidak memberikan bukti apa pun bahwa komunitas-komunitas ini memiliki hubungan dengan PKK.
Para menteri luar negeri dari Swedia, Turki dan Finlandia bertemu untuk mencoba mengatasi perbedaan mereka.
Menjelang pembicaraan, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menggemakan komentar presidennya tetapi mengisyaratkan kesediaan untuk berbicara.
"Sebagian besar orang Turki menentang keanggotaan negara-negara yang mendukung organisasi teroris PKK ... tetapi ini adalah masalah yang perlu kita bicarakan tentu saja dengan sekutu NATO kita serta negara-negara ini," terangnya, dikutip AFP.
NATO, aliansi militer Barat, didirikan sebagian untuk menangkal ancaman dari Uni Soviet pada tahun 1949.
Putin telah menyebutkan niat Ukraina untuk bergabung dengan aliansi sebagai salah satu alasan untuk invasi tetangganya.
Editor : Muhammad Andi Setiawan
Artikel Terkait