Dalam putaran kedua, hanya dua kandidat dengan suara teratas yang berhak ikut.
Sementara itu Ramos Horta mengatakan dia merasa terdorong untuk mencalonkan diri dalam pilpres tahun ini lantaran Guterres memerintah dengan melampaui kewenangan.
Guterres menolak mengangkat tujuh menteri setelah pemilu parlemen pada 2018. Langkah itu memicu kebuntuan politik di negara berpenduduk 1,3 juta jiwa itu.
Sementara itu Guterres, setelah memberikan suara di Ibu Kota Dili, kemarin, mengaku optimistis mengenai peluangnya untuk mempertahankan kursi istana.
"Siapa pun yang ikut pilpres harus siap menang dan kalah. Tapi saya ingin katakan, saya akan menang," tuturnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait