Selain itu, ayahnya juga khawatir ketika Mane menjadi pemain besar, dia akan lalai dari Allah SWT. Namun, alih-alih menuruti kemauan orang tuanya, Mane bersikeras untuk menjadi pemain sepak bola. Bahkan, Mane pernah kabur dari rumahnya untuk sekadar berlatih sepak bola.
Selain itu, kekhawatiran ayahnya terhadap anaknya yang mungkin lalai terhadap agama ketika menjadi pemain bola pun tidak terjadi. Karena faktanya, setelah menjadi pemain bintang, Sadio Mane tetap menjalankan kewajibannya menjadi seorang muslim, bahkan beberapa kali dia tertangkap kamera kala sedang sholat berjamaah di Liverpool Central Mosque dan Liverpool Mosque and Islamic Institute.
Setelah menjadi pemain bintang, Sadio Mane tidak melupakan kampung halamannya, Bambali. Beberapa kali Mane membantu pembangunan sekolah, rumah sakit, dan masjid di desanya. Dia tidak segan walaupun harus mengeluarkan biaya besar untuk pembangunan tersebut.
Yang terbaru, Sadio Mane akan dinobatkan sebagai nama dari sebuah stadion yang akan dibangun ada di Senegal. Hal tersebut disampaikan oleh Walikota Sedhiou, sebuah kota di barat daya Senegal yang mengonfirmasi bahwa stadion utama daerah tersebut akan diberi nama Sadio Mane Stadium.
"Saya ingin memberikan nama Sadio Mane untuk Stade de Sedhiou (Stadion Sedhiou), sebagai bentuk apresiasi atas bantuannya kepada Senegal dalam menjuarai Piala Afrika. Sadio benar-benar layak mendapatkan kehormatan ini, karena dia telah membuat bangga penduduk Bambali dan Sedhiou,' tutur Wali Kota Sedhiou, Adboulaye Diop.
Editor : Muhammad Andi Setiawan
Artikel Terkait