Salahsatu pemain Sepak bola Klub Liverpool saat ini, Sadio Mane merupakan pemain yang tetap taat jalankan syariat Islam. Sadio Mane mengawali kariernya bergabung dengan klub Metz tahun 2011.
Bersama Metz, Sadio Mane melakukan debutnya pada 14 Januari 2012. Selama membela Metz, dia memainkan 22 pertandingan dan mencetak dua gol. Setelah itu, Mane bergabung dengan Red Bull Salzburg sebelum akhirnya bermain di Liga Inggris bersama Southampton pada 2014.
Bersama Southampton, Mane menunjukkan performa yang menjanjikan dengan torehan 21 gol dari 67 penampilan. Performa apiknya tersebut menarik perhatian raksasa Inggris, Liverpool yang merekrutnya pada 2016 dan menjadikannya pemain Afrika termahal kala itu.
Bersama The Reds, Sadio Mane meraih beberapa gelar juara termasuk Liga Champions tahun 2019. Selain itu, Mane juga menjadi top skor liga Inggris musim 2018-2019 dan membantu Liverpool mengakhir puasa gelarnya dengan menjuarai Premier League tahun musim 2019-2020.
Namun, siapa yang menyangka bahwa pemain andalan Liverpool ini terlahir dari keluarga yang sangat sederhana. Ayahnya adalah seorang imam masjid di kampung halamannya, Desa Bambali, Senegal
Bahkan, kala itu orang tuanya melarang Sadio Mane untuk bermain bola dan menyuruhnya untuk menjadi seorang guru. Bagi orang tuanya, sepak bola tidak memiliki jaminan kesuksesan untuk anaknya tersebut.
Selain itu, ayahnya juga khawatir ketika Mane menjadi pemain besar, dia akan lalai dari Allah SWT. Namun, alih-alih menuruti kemauan orang tuanya, Mane bersikeras untuk menjadi pemain sepak bola. Bahkan, Mane pernah kabur dari rumahnya untuk sekadar berlatih sepak bola.
Selain itu, kekhawatiran ayahnya terhadap anaknya yang mungkin lalai terhadap agama ketika menjadi pemain bola pun tidak terjadi. Karena faktanya, setelah menjadi pemain bintang, Sadio Mane tetap menjalankan kewajibannya menjadi seorang muslim, bahkan beberapa kali dia tertangkap kamera kala sedang sholat berjamaah di Liverpool Central Mosque dan Liverpool Mosque and Islamic Institute.
Setelah menjadi pemain bintang, Sadio Mane tidak melupakan kampung halamannya, Bambali. Beberapa kali Mane membantu pembangunan sekolah, rumah sakit, dan masjid di desanya. Dia tidak segan walaupun harus mengeluarkan biaya besar untuk pembangunan tersebut.
Yang terbaru, Sadio Mane akan dinobatkan sebagai nama dari sebuah stadion yang akan dibangun ada di Senegal. Hal tersebut disampaikan oleh Walikota Sedhiou, sebuah kota di barat daya Senegal yang mengonfirmasi bahwa stadion utama daerah tersebut akan diberi nama Sadio Mane Stadium.
"Saya ingin memberikan nama Sadio Mane untuk Stade de Sedhiou (Stadion Sedhiou), sebagai bentuk apresiasi atas bantuannya kepada Senegal dalam menjuarai Piala Afrika. Sadio benar-benar layak mendapatkan kehormatan ini, karena dia telah membuat bangga penduduk Bambali dan Sedhiou,' tutur Wali Kota Sedhiou, Adboulaye Diop.
Editor : Muhammad Andi Setiawan
Artikel Terkait