Sebelumnya, pejabat pemerintah Rusia mengancam akan memblokir Meta terkait informasi yang pertama kali dilaporkan oleh Reuters, yang menyebut mereka akan membiarkan ekspresi politik yang sebelumnya tidak dibolehkan.
Presiden urusan global Meta Nick Clegg mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa kebijakan perusahaan "berfokus pada melindungi hak orang untuk berbicara sebagai ekspresi pembelaan diri sebagai reaksi terhadap invasi militer ke negara mereka."
Namun belakangan Meta melunak dan akan menerapkan aturan tak boleh menggunakan kata-kata kekerasan oleh warga Ukraina. "Kami sekarang akan menghapus konten dari warga Ukraina biasa yang mengekspresikan perlawanan dan kemarahan mereka terhadap invasi Rusia, yang akan dianggap tidak dapat diterima,” ujarnya.
Clegg mengatakan kebijakan sementara itu hanya akan berlaku di Ukraina dan tidak di Rusia. “Kami tidak akan mentolerir Russophobia atau segala bentuk diskriminasi, pelecehan, atau kekerasan terhadap orang Rusia di platform kami,” katanya.
Editor : Muhammad Andi Setiawan
Artikel Terkait