Kisah Nikita Khrushchev ini diceritakan oleh M Wahid Supriyadi yang masih menjabat Duta Besar LBBP RI untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus pada 2019. Dia mengetahui sejarah ada keluarga bernama Sukarno di Rusia dari Abdulaev Ibragimgadzi, Kepala Pusat Nusantara, yang diresmikannya pada 26 Maret 2019.
"Menurut Abdulaev, Musa sempat menulis surat kepada KBRI Moskow kala itu untuk meminta izin memberi nama anaknya "Sukarno", tapi tidak pernah dijawab," tulis M Wahid Supriyadi," dikutip iNews.id dari situs resmi Kemlu, Senin (7/3/2022).
M Wahid Supriyadi, mantan Dubes RI untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus bersama dua anak bernama Sukarno. (Foto: Kemlu)
Penamaan Sukarno berlanjut hingga generasi keempat atau keturunan ketiga Musa. Salah seorang putra Sukarno Musaevich, menamai anaknya Sukarno Kamilevich atau Sukarno bin Kamil.
Saudara sepupu Kamil, Muhammad, anehnya juga menggunakan nama Sukarno. Namanya Sukarno Magomedovich atau Sukarno bin Muhammad. Kamil menamainya Sukarno karena kekagumannya pada Musa.
M Wahid Supriyadi berkesempatan bertemu langsung dua anak bernama Sukarno itu, yakni Sukarno Kamilevich atau dalam bahasa Indonesia Sukarno bin Kamil, berumur 12 dan Sukarno bin Muhammad (Rusia: Sukarno Magomedovich), berusia 10 tahun.
Orang tua mereka kakak adik, jadi mereka saudara sepupu. Mereka tinggal sekitar 1 jam naik mobil dari Makhachkala, ibu kota Republik Dagestan dan datang ke Makhachkala atas undangan Abdulaev Ibragimgadzi, Kepala Pusat Nusantara yang diresmikan pada 26 Maret 2019.
"Nah, berarti kedua anak yang datang pada peresmian Pusat Nusantara tersebut, Sukarno bin Kamil dan Sukarno bin Muhammad, adalah cicit dari Musa Gashimovich yang hadir di sidang Kongres Partai Komunis Uni Soviet 1961," kata M Wahid Supriyadi.
Editor : Muhammad Andi Setiawan
Artikel Terkait