ujarnya. Sementara itu, pedagang di pasar tradisional Salatiga masih menjual minyak goreng dengan harga kisaran Rp18.000 per liter. Ini terjadi lantaran pedagang kesulitan mendapatkan minyak bersudsidi dari pemerintah.
"Minyak goreng subsidi, sulit di dapat. Karena itu, saya terpaksa kulakan minyak goreng dengan harga non subsidi. Itu pun jumlahnya tidak bisa banyak," kata Siti (36) salah seorang pedagang di Pasar Raya Salatiga.
Dia menuturkan, sebenarnya pedagang lebih senang kalau harga minyak goreng bisa stabil diangka Rp14.000 per liter. Sebab terjangkau oleh masyarakat sehingga omzet penjualan bisa banyak. "Kalau harga tinggi seperti sekarang, jelas berpengaruh pada omzet," katanya.
Editor : Muhamad Andi Setiawan
Artikel Terkait