Ayat diatas , diawali dengan sighot ta’ajub yaitu sighat untuk menyatakan peristiwa yang luar biasa atau peristiwa yang mengagumkan, yang tidak bisa terjadi menurut akal manusia yaitu berupa kata سُبْحَانَ yang artinya “mahasuci Allah”, yang berarti ada campur tangan Allah dalam kejadian yang super agung itu, sehingga ketika ada campur tangan Allah tidak ada yang tidak mungkin, dan semua serba mungkin. Dan umat muslim harus mempercayainya, apalagi kejadian tersebut diabadikan dalam al-Qur’an.
Isra’ adalah perjalanan Nabi Muhammad Saw yang menakjubkan pada waktu malam hari, dari Masjidil Haram sampai Masjid al-Aqsa Palestina, sedangkan mi’raj adalah naiknya Nabi Muhammad Saw, dari masjid al-Aqsa sampai Sidratul Muntaha untuk bertemu dengan Allah SWT dan mendapatkan perintah untuk melaksanakan sholat lima waktu sehari semalam.
Dalam peristiwa isra’ dan mi’raj itu terdapat beberapa hikmah yang dapat di kaitkan, diantaranya:
- Menambah keimanan Umat Islam.
Bagi orang yang tingkat keimananya belum kuat, melihat kejadian isra’ dan mi’raj ini pasti kurang meyakini atas kejadian ini, yang mana dalam satu malam mampu isra’ ( perjalanan dari masjidilharam sampai masjid al-Aqsa) dan mi’raj ( naiknya nabi dari Masjid al-Aqsa sampai sidratul Muntaha) .Dan terbukti ketika Nabi Muhammad telah melaksanakan isra’ mi’raj dan memberitahukan kejadian tersebut pada penduduk Makkah banyak yang tidak percaya, hanya Abu Bakar as-Shidiq yang mempercayainya. Bahkan Nabi Muhammad dianggap orang gila atas pengakuan isra’ dan mi’raj tersebut.
Editor : Muhammad Andi Setiawan
Artikel Terkait