SOLO, iNews.id – Cap Go Meh 2022 jatuh tepat pada tanggal 15 Februari atau 15 hari setelah Tahun Baru Imlek. Masyarakat Tionghoa memiliki tradisi khas saat perayaan Cap Go Meh yang biasa ditemani dengan sajian kuliner. Kuliner ini ialah lontong Cap Go Meh yang tidak boleh dilewatkan saat perayaan Imlek. Kuliner ini merupakan akulturasi Jawa-Tionghoa, dan muncul saat Cap Go Meh.
Salah satu warung makan lontong Cap Go Meh yang paling terkenal di Solo berada di kawasan Widuran. Warung dikelola keluarga Nyonya Liem atau biasa dipanggil Lenny Lianawati.
Karena di masa pandemi Covid-19, banyak yang memesan untuk dibawa pulang. Meski demikian, ada juga yang menikmati di tempat.
Lontong Cap Go Meh sekilas mirip dengan lontong opor, makanan khas masyarakat Jawa saat perayaan syawalan atau satu minggu setelah Lebaran.
Namun ada sejumlah bumbu yang menjadi pembeda, yakni kuah lontong Cap Go Meh yang menggunakan bumbu sate, ditambah parutan kelapa dan bubuk kedelai.
Bagi masyarakat Tionghoa, menu ini tidak pernah ditinggalkan setiap perayaan Cap Go Meh. Selain disajikan setahun sekali, konon bagi warga yang menyantap akan dimudahkan rezeki dan dipanjangkan usianya.
Jelang perayaan Cap Go Meh, permintaan kuliner ini meningkat seperti tahun-tahun sebelumnya. Satu porsi lontong Cap Go Meh dijual Rp38.000 per porsi.
“Dalam sehari, ada ratusan lebih pelanggan yang memesan. Selain dari Solo, juga ada pelanggan dari luar kota,” kata penjual lontong Cap Go Meh, Nyonya Liem, Selasa (15/2/2022).
Konon, lontong Cap Go Meh sudah ada sekitar abad 14. saat itu, Laksamana Cheng Ho tiba di pantai utara Jawa yang sangat kental dengan makanan tradisional, salah satunya lontong opor.
Sampai saat ini, masyarakat Tionghoa di Indonesia selalu menyediakan kuliner tersebut dalam perayaan Cap Go Meh.
Editor : Muhammad Andi Setiawan
Artikel Terkait
