Mahasiswa yang juga aktif berorganisasi di luar kampus itu mengakui bahwa pengalaman selama berorganisasi tidak selalu baik.
Terkadang seseorang mengalami penolakan dalam organisasi tersebut. “Sebagai penulis aku ingin menyuarakan dan mengembangkan suka dukanya berorganisasi.
Tidak selalu dari pengalamanku, tapi juga dari cerita teman dan pengalaman orang,” tuturnya.
Karya terbarunya yang berjudul Real Child vs Childish membahas family issues.
Dhawy tertarik mengangkat isu tersebut karena masih banyaknya orang tua sering membandingkan anak-anaknya satu sama lain.
Selesaikan Satu Novel dalam Satu Bulan
Mengikuti parade menulis membuat Dhawy harus menyelesaikan novel-novelnya dalam kurun waktu 30 hari.
Setiap hari, Dhawy harus menyetorkan minimal satu bab. Awalnya, hal tersebut membuatnya hampir menyerah dan menangis setiap malam.
“Sehari ngga setor bakal didiskualifikasi. Aku pernah setiap 5 menit sekali ketiduran dan selalu dibangunin mama. Bahkan, aku hampir mau menarik naskah,
tetapi mama selalu kasih dukungan ke aku untuk ga menyerah dan meyakinkan kalau aku bisa,” kenangnya.
Editor : Muhammad Andi Setiawan
Artikel Terkait