Dari situlah, anak dapat membangun kepercayaan dirinya melalui gerakan-gerakan yang mereka lakukan dan dapat mengenali emosi serta mengekspresikannya dengan bebas. Kepercayaan diri ini sangat penting ditanamkan pada diri anak, salah satunya melalui penampilan tarian sederhana seperti ini. Jadi, anak akan terbiasa percaya diri untuk tampil di depan banyak orang. Secara tidak langsung, hal ini dapat membuat anak menjadi aktif dan menumbuhkan sikap kreatifnya.
Disamping dampak positif yang dapat dirasakan, ada juga dampak negatif yang perlu diperhatikan yaitu menurunnya moral anak karena melakukan gerakan yang terlalu berlebihan. Beberapa dance challenge mungkin menekankan citra tubuh tertentu atau gerakan tarian yang mendorong pemikiran tentang penampilan fisik.
Hal ini dapat memengaruhi persepsi anak-anak tentang tubuh mereka sendiri. Biasanya tarian yang dimaksud yaitu tarian yang seharusnya dilakukan oleh orang dewasa tetapi justru banyak anak-anak yang ikut memviralkan tarian tersebut. Sehingga penting bagi setiap orang tua atau orang dewasa senantiasa untuk mengawasi anak-anaknya agar tidak mengikuti trend yang negatif.
Selain adanya tarian viral yang bernuansa modern, ada juga konten yang menyajikan tarian edukatif dan bernuansa tradisional. Contohnya seperti tutorial tarian daerah, tarian pagelaran yang dibawakan oleh beberapa anak di sekolah, dll. Hal tersebut tentunya dapat menjadi referensi tontonan yang baik bagi anak untuk belajar tari tradisional.
Jadi, tidak semua konten tarian viral atau dance challenge tersebut bermakna negatif, karena ada juga sisi positif yang dapat kita lihat. Memperlihatkannya pada anak juga harus dengan pengawasan orang dewasa (orang tua) agar anak tidak salah dalam menonton atau memeragakan apa yang dilihatnya di sosial media.
Oleh :
1. Natasya Febriany (Mahasiswi PGSD)
2. Dr. Eka Titi Andaryani, S.Pd., M.Pd (Dosen PGSD FIPP Universitas Negeri Semarang)
Editor : Muhammad Andi Setiawan
Artikel Terkait