SALATIGA, iNewsSalatiga - Memaksa sejarah untuk menulis nama ia di dalamnya adalah impiannya. Sejak kecil ia ditakdirkan dalam masa kecil yang berbeda. Ia dilahirkan tidak normal (tidak bisa BAB, buang angin dan buang air kecil), menjalani operasi dua kali, pernah menjalani kehidupannya tanpa dampingan orang tua selama dua tahun, tidak berkabar dengan ibu kandungnya sejak 2013 hingga 2020 dan bertemu dengan sang ayah hanya dua minggu dalam setahun semenjak ia lahir hingga sekarang. Namanya Arif Dika Prasetya, ia adalah mahasiswa UIN Salatiga asal Wonosobo.
Dika merupakan mahasiswa Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Namanya, sering hadir dalam setiap activity dan melambung dibanyak event perlombaan. Tak heran jika dosen memilih dia sebagai delegasi dalam berbagai perlombaan dan sering kali ia menjuarainya. Selain itu ia juga merupakan sosok santri yang aktif di kampus maupun diluar kampus. Dengan berbagai kegiatan dan tanggung jawab yang ia lakukan, ia tetap mampu berprestasi dan nilai IPK nya pun relative tinggi, yakni 3,83. Tidak hanya menjuarai perlombaan dalam berbagai bidang, ia juga menjadi mentor dibeberapa organisasi kampus.
Hidup dengan keluarga broken home sejak kelas 4 SD dan hanya hidup berdua dengan adiknya yang selisih 4 tahun, membuatnya tidak peduli dengan keadaannya. Menurutnya yang harus dilakukan olehnya adalah mengembangkan potensi diri bagi masa depan. Sejak duduk di bangku Madrasah Aliyah, ia mulai aktif mengikuti berbagai perlombaan.
Ragam lomba kepenulisan dalam berbagai kategori hingga lomba Da’i nasional pun ia ikuti. Bahkan ia pernah terpilih menjadi 33 siswa-siswi terbaik dari 360 siswa-siswi madrasah se-Indonesia dalam ajang Madrasah Student Leadership Awards 2019. Hal ini membuatnya dinobatkan menjadi Duta Madrasah Republik Indonesia 2019 oleh Kemenag RI. Event yang ia ikuti tersebut juga diliput di Metro TV saat itu. Ia juga sempat diundang di Universitas Diponegoro untuk mempresentasikan idenya menganai pengembangan wisata.
Editor : Muhammad Andi Setiawan
Artikel Terkait