SOSOKNYA santun, bersahaja, humoris dan murah senyum. Itulah kesan pertama yang muncul ketika tim iNews Salatiga berjumpa dengan Prof. Dr. H. Ilyya Muhsin, S.HI, M.Si. Baru-baru ini, Ia menerima Surat Keputusan (SK) sebagai Guru Besar bidang sosiologi Islam dari Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas. Prof. Ilyya (sapaan akrab Beliau) mencapai jabatan akademik tersebut dalam usia 43 tahun, dan merupakan guru besar termuda yang dimiliki oleh UIN Salatiga.
Kepada tim iNews Salatiga, Prof Ilyya menceritakan pengalaman hidupnya. Dilahirkan di Salatiga tahun 1979 dari pasangan H. Akhsin dan Hj. Umi Hasanah. Pada usia balitanya, ia dan keluarganya hijrah (pindah) domisili dari Salatiga ke Pati mengikuti ayahnya yang asli orang Pati. Riwayat pendidikannya dimulai dari SDN 01 Tambahmulyo Jakenan. Jenjang pendidikan menengah ditempuh di MTs Salafiyah Kajen dan melanjutkan di MAKN MAN 1 Surakarta.
Jenjang pendidikan tinggi ditempuh di Fakultas Syaraih IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Meskipun memiliki latar belakang S1 bidang hukum Islam, namun ternyata Ia memiliki ketertarikan tinggi terhadap kajian-kajian Sosiologi. Prof. Ilyya menceritakan, justru pada masa kuliah S1 ini banyak mengkaji buku-buku dan mendalami pemikiran para sosiolog dunia. Sebut saja misanya, buku-buku karya Ibnu Khaldun, Karl Marx, Emile Durkheim, Pierre Bourdieu, Talcott Parsons, Adam Smith, Edmund Husserl, Levi Strauss dan lain sebagainya telah dikhatamkan.
Berangkat dari ketertarikan terhadap ilmu sosiologi tersebut, lantas Ilyya melanjutkan jenjang pendidikan S2 dan S3 pada program studi sosiologi UGM Yogyakarta. Gelar doktor didapatkan pada tahun 2015.
Meskipun dibesarkan dari latar belakang keluarga yang berporfesi sebagai pengusaha, namun Ilyya lebih tertarik untuk menjadi pengajar. Darah pengajar sekaligus ilmuan ini tampaknya secara genetikal menurun dari tiga orang.
Pertama, dari ayahnya, yakni Haji Akhsin. Meskipun Haji Akhsin adalah seorang pengusaha, namun pada masa di pesantren, Beliau merupakan santri kinasih dari KH. Sahal Mahfud Kajen. Ilyya mengaku, kedua orang tuanya (H.Akhsin dan Hj. Umi Hasanah) selalu memberikan doa dan support meskipun ia mengambil jalur profesi di luar tradisi pengusaha yang telah dirintis keluarganya.
Kedua, dari kakeknya (jalur ibu), yakni KH. Abdul Rozaq yang merupakan tokoh agama di Kabupaten Semarang. Ketiga, dari pamannya, yakni Drs. KH. Imam Baihaqi, M.Ag, yang secara ideologis sekaligus akademis “menuntun” pemikirannya.
Sejak tahun 2003, Ilyya mengajar di Fakultas Syariah IAIN Salatiga. Selama berkarir sebagai dosen di IAIN Salatiga, Ilyya pernah menjadi Ketua Program Studi al-Ahwal asy-Syakhshiyyah, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama (WD 3), serta Wakil Dekan Bidang Akademik (WD 1). Ilyya juga pernah menjadi Editor in Chief Jurnal Ijtihad dan Pembina Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Dakwah Kampus (LDK). Saat ini, Prof. Ilyya juga masih tercatat sebagai Sekretaris Umum Asosiasi Dosen Hukum Keluarga Islam (ADHKI) yang diketuai oleh Prof. Dr. Khoirudin Nasution dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Ilyya Muhsin juga aktif di organisasi kemasyarakatan, yakni sebagai ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU Salatiga. Bersama pengurus Lakpesdam lainnya membidani lahirnya Journal of Nahdlatul Ulama Studies. Ilyya juga tercatat sebagai sekretaris Ikatan Sarjana NU, Wakil ketua Persatuan Guru NU, dan Wakil Ketua IKA PMII Salatiga.
Selain itu, Ilyya juga merupakan figur yang telaten menulis. Berbagai karyanya telah diterbitkan baik dalam bentuk buku maupun jurnal bertaraf nasional dan internasional. Karya tulis dalam bentuk buku adalah: Gerakan Islam Politik di Perguruan Tinggi Umum diterbitkan Trussmedia Grafika, Gerakan Negara Islam Indonesia (NII) di Salatiga (Valia Pustaka), Spiritualitas Kaum Marginal: Kaum Waria Mencari Eksistensi Sosial dan Spiritual (Valia Pustaka).
Karya yang diterbitkan di jurnal bereputasi international dan nasional di antaranya: (1) Revolution of Islamic Proselytizing Organization: From Islamism to Moderate (QIJIS); (2) Ideology of Pancasila versus Islamism: Measuring Actions and Reactions of Campus Organs to Permenristekdikti No. 55 of 2018 in UGM and UIN Yogyakarta (Addin); (3) Geliat Puritanisme Islam di Indonesia: Menyibak Tabir di Balik Gerakan Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA) dalam Perspektif Sosiologis (Inferensi); (4) Endogamous Marriage Of Jamaah Tarbiyah: A Sociological Study Of The Jamaah Tarbiyah In Salatiga (Ahkam); (5) Sexual violence in an Islamic higher education institution of Indonesian: A maqasid al-shariah and Foucauldian perspective (Samarah). Selain menulis buku dan artikel, dia juga pernah menjadi editor puluhan buku dari berbagai penulis dan penerbit.
Pada akhir tahun 2022 lalu, tepatnya hari Selasa, 27 Desember 2022, Prof. Ilyya dilantik oleh Rektor UIN Salatiga dan resmi menjabat sebagai Dekan Fakultas Syariah UIN Salatiga untuk periodesasi masa jabatan 2022-2024.
Editor : Muhammad Andi Setiawan
Artikel Terkait