"Mau enggak mau ya sudah aku ikuti alurnya. Sampai suatu ketika lulus SMP, pindah ke Cibinong, Bogor. Dari banyaknya SMA, orangtua justru memilih SMA yang ternyata kepala sekolahnya Kiai Haji. Jadi, Islam-nya kental banget," ucap Hanzel.
Puncaknya terjadi saat Hanzel duduk di bangku kelas 2 SMP dan mengikuti kegiatan keagamaan. Bukannya fokus menyimak ajaran sang pembina, dia malah asyik mendengar tausiyah Islam dari speaker masjid sekolah.
Mulai dari situ, dirinya tersadar akan hidayah Islam. "Setiap sudut tuh kayak ketemu Islam," ucapnya.
Seiring berjalannya waktu, ia makin antusias belajar agama Islam. Hanzel bahkan sampai berbohong izin ke kantin demi pergi ke masjid. Di momen pertama ke masjid itu, dirinya mengaku merasa tentram dan nyaman. Terlebih lagi pengurus di sana sangat ramah.
"Sampai ada kakak-kakak pembina rohis nyeletuk, 'Barang siapa yang menyakiti dia, sama saja menyakiti aku.' Gila, aku direspons baik banget, welcome enjoy, dan aku nyaman banget di situ," ujarnya.
Dia pun makin mantap masuk agama Islam. Akhirnya pada 2016, tepatnya di usia 19 tahun, Hanzel mengucap dua kalimat syahadat dan resmi menjadi mualaf. Kini dia mengaku hatinya menjadi lebih tenang.
Allahu a'lam bisshawab.
Editor : Muhammad Andi Setiawan
Artikel Terkait