Lebih lanjut dia mengatakan bahwa tidak ada gunanya menyalahkan mantan presiden Gotabaya Rajapaksa atas krisis ekonomi, melainkan mendesak semua partai politik untuk bersama-sama membawa negara keluar dari kekacauan ekonomi dan membayar utang.
Wickremesinghe mencatat bahwa protes telah menunda kemungkinan kesepakatan dengan IMF yang sedang berlangsung setelah ia mengambil alih tugas sebagai Perdana Menteri. "Negosiasi terhenti karena ketidakstabilan di negara kepulauan itu selama beberapa minggu terakhir ketika para agitator menyerbu negara itu di tengah kekurangan bahan bakar dan makanan yang ekstrem," katanya.
Presiden kembali menegaskan bahwa negara-negara lain tidak bersedia menawarkan bantuan keuangan kepada Sri Lanka sampai tercapai kesepakatan dengan IMF.
Sri Lanka perlu menemukan cara untuk membayar kembali pinjamannya karena IMF tidak akan sepenuhnya menyelesaikan masalah yang dihadapi negara tersebut.
Pada 9 Juli lalu, pengunjuk rasa Sri Lanka masuk ke kediaman pribadi Ranil Wickremesinghe—saat itu menjabat sebagai perdana menteri—dan membakarnya. Massa marah dengan krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Senin, 01 Agustus 2022 - 09:31 WIB oleh Muhaimin dengan judul "Nasib Presiden Baru Sri Lanka, Dituntut Pulang tapi Rumahnya Dibakar Massa". Untuk selengkapnya kunjungi:
https://international.sindonews.com/read/842753/40/nasib-presiden-baru-sri-lanka-dituntut-pulang-tapi-rumahnya-dibakar-massa-1659319736?showpage=all
Editor : Muhammad Andi Setiawan
Artikel Terkait