Banyak dari para wanita tersebut dipaksa tidur dengan petugas polisi oleh "nyonya" rumah bordil sebagai pengganti perlindungan tersebut.
Sementara laporan media lokal juga menyebutkan bahwa para wanita malang ini dipaksa untuk melakukan hubungan seks yang tidak aman atas desakan klien—mulai dari akademisi hingga anggota mafia.
Mereka tidak memiliki pilihan lain karena pekerjaan di bidang pertanian juga telah menyusut tajam. Hasil pertanian, menurut laporan tersebut, telah menyusut hingga 50 persen tahun lalu. Sebagian besar lahan pertanian negara itu dibiarkan kosong oleh rezim Goatabaya Rajapaksa yang melarang pupuk kimia pada Mei 2021 yang semakin menambah kesengsaraan rakyat.
Para wanita tersebut sering menghadapi pelecehan dan kekerasan oleh klien.
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Rabu, 20 Juli 2022 - 00:26 WIB oleh Muhaimin dengan judul "Derita Para Wanita Sri Lanka akibat Negara Bangkrut: Barter Makanan dengan Seks". Untuk selengkapnya kunjungi:
https://international.sindonews.com/read/831235/40/derita-para-wanita-sri-lanka-akibat-negara-bangkrut-barter-makanan-dengan-seks-1658250459?showpage=all
Editor : Muhammad Andi Setiawan
Artikel Terkait
