Awal bulan ini, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan beberapa negara mencoba menggunakan masalah keamanan pangan dengan cara yang paling buruk dengan menyalahkan Moskow.
Sekadar diketahui, Sri Lanka gagal bayar utang luar negerinya pada Mei untuk pertama kalinya dalam sejarahnya.
Penjatahan bahan bakar minyak diperkenalkan awal bulan ini, dan polisi bersenjata serta pasukan telah dikerahkan ke pompa-pompa bensin.
Krisis ini telah dikaitkan dengan pandemi COVID-19, yang membuat negara kepulauan itu kehilangan pendapatan pariwisata yang vital. Peningkatan pengeluaran pemerintah, pemotongan pajak, dan pelonggaran kuantitatif mendorong inflasi ke atas.
Sekitar 100.000 orang diyakini telah mengepung kediaman presiden Sri Lanka di Colombo pada hari Sabtu.
Presiden Gotabaya Rajapaksa dan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe keduanya kemudian mengumumkan pengunduran diri mereka di tengah kerusuhan massal.
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Senin, 11 Juli 2022 - 09:13 WIB oleh Muhaimin dengan judul "Sri Lanka Kacau Balau, AS Salahkan Rusia". Untuk selengkapnya kunjungi:
https://international.sindonews.com/read/823039/40/sri-lanka-kacau-balau-as-salahkan-rusia-1657505232
Editor : Muhammad Andi Setiawan
Artikel Terkait