Ada banyak sentimen anti-Jepang di China, beberapa di antaranya berakar pada konflik nasionalis dan perang sebelumnya.
Misalnya, adalah pemerintah nasionalis China yang memimpin negara itu melewati Perang China-Jepang antara tahun 1937 hingga 1945.
Banyak orang China masih merasa dendam terhadap Jepang atas kejahatan perang yang dilakukan selama konflik itu, dan untuk merebut sebagian besar daratan China. Seniman dan aktivis China Badiucao men-tweet pada hari Jumat bahwa beberapa nasionalis China sedang merayakan kematian Abe.
"Nasionalis China di Weibo mulai merayakan bahwa mantan PM Jepang Abe ditembak selama kampanye hari ini.
Mereka menyebut penyerang sebagai 'pahlawan' dan mengirim harapan kematian kepada Abe," tulis Badiucao, seperti dikutip Newsweek, Sabtu (9/7/2022).
Seniman tersebut mengutip sebuah posting dari WeChat, platform media sosial populer di China, yang mengatakan: "Saya harap ini adalah PM Jepang saat ini tertembak...dan juga dari Korea."
Menurut posting aktivis tersebut, komentar yang lain di platform berisi candaan tentang makan semangkuk nasi ekstra untuk merayakan kematian Abe.
Dia juga mem-posting tangkapan layar dari balasan Twitter yang mengatakan: "Abe sudah mati, ini seperti, buka sampanye".
Yang lain men-tweet: "Saya benci pemerintah negara saya, tetapi itu tidak menghentikan saya untuk mencintai negara saya, merayakan kematian Abe. Bagus untuk kematian. Sampanye pop! selesai." "
Saya menunggu kematian Abe," bunyi posting kubu nasionalis China yang diperlihatkan seniman tersebut. "Siapa penyerangnya, saya ingin menyumbangkan uang," imbuh posting warga China lainnya. "Saya harus mengatakan, ini adalah berita bagus."
Editor : Muhammad Andi Setiawan
Artikel Terkait