Tenda juga sudah dingin karena ada AC baru. Di sisi lain, kuota yang tidak sampai 100 persen semoga bisa kita manfaatkan buat kenyamanan jamaah.
Masyair itu kalau di Indonesia lebih dikenal dengan istilah Armina atau Armuzna (Arafah, Muzdalifah, Mina). Masyair itu sendiri artinya siar, tempat-tempat berhaji. Itu beberapa hal inovasi.
Bagaimana dengan kontrak hotel dan sebagainya di waktu yang mepet ini?
Persiapan sangat mepet. Dikatakan mepet karena biasanya pada Sya’ban sudah selesai urusan kontrak. Tapi tahun ini ada hal yang berdampak keuangan. Kontrak layanan belum bisa eksekusi sebelum ada keputusan.
Pemerintah Saudi juga melarang dan meminta menunda proses kontrak penyediaan sebelum ada kejelasan haji 2022. Ini berefek terhadap kesiapan layanan. Jadi Alhamdulillah dengan persiapan mepet kita bisa selesaikan kontrak. seperti akomodasi, transportasi dan konsumsi.
Tahun ini Indonesia kembali mendapat fasttrack (keimigrasian cepat). Apa rencana ke depan terhadap kebijakan ini?
Fasttrack akan kita perluas. Karena Covid-19, konsentrasi fasttrack masih di Bandara Soetta Jakarta pada tahun ini. Sejak 2019, kita sudah memproyeksikan agar embarkasi lain juga mendapat layanan ini. Seperti Jatim, Jateng, Kualanamu dan lain sebagainya.
Apa keuntungan fasttrack ini?
Ya orangnya diproses cepat. Fasttrack sendiri sangat membantu identifikasi jamaah. khususnya yang pernah punya masalah dulunya. Tak hanya orang, barang jamaah juga akan fasttrack.
Editor : Muhammad Andi Setiawan
Artikel Terkait