JAKARTA,iNews.id - Dalam diskusi yang digelar dalam pembukaan Sekolah Demokrasi LP3ES, hasil kerjasama LP3ES dengan KITLV Belanda mengangkat tema Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan digelar pada tahun 2024.
Menyambut ‘pesta rakyat’ ini, digelar diskusi dengan tema “Pemilu 2024, Pertaruhan Demokrasi di Indonesia” pada Kamis (23/6/2022). Diskusi ini menghadirkan beberapa pembicara. Yaitu .Prof Dr Didik J Rachbini, Ketua Dewan Pengurus LP3ES, Rektor Universitas Paramadina, Dr Wijayanto, Direktur Pusat Media dan Demokrasi LP3ES, Diana Suhardiman, Direktur KITLV, dan Ward Berenschot, Peneliti KITLV.
Menurut Dr Wijayanto periode 2024 – 2025 adalah masa paling kritis dalam perkembangan demokrasi di Indonesia. Di tengah kemunduran kualitas demokrasi yang sangat serius dalam beberapa tahun belakangan, proses pemilu 2024 yang telah dimulai harus terus dikawal dan dijaga agar hasil pemilu tetap mencerminkan berinteraksinya gagasan-gagasan segar mengatasi berbagai permasalah krusial bangsa.
“Jadi pemilu sebaiknya tidak melulu berbicara terkait koalisi parpol, quick count dan sebagainya,” terangnya.
Dia mengatakan masalah-masalah besar bangsa di depan mata adalah ketimpangan ekonomi, kesenjangan lahan, oligarki yang merusak, politik uang, bagaimana mengatasi korupsi dengan pelemahan pada KPK, represi yang terjadi pada ruang-ruang kebebasan sipil untuk berpendapat, dan banyak lagi.
Sekolah demokrasi LP3ES adalah satu diantara berbagai upaya masyarakat sipil untuk sejak sekarang melakukan refleksi tentang nasib bangsa ke depan. Terutama periode krusial 2024-2025. Berbarengan dengan rencana LP3ES untuk melakukan kolaborasi dengan pemerintah dan lembaga lain dalam menyusun peta jalan demokrasi ke depan.
Editor : Muhammad Andi Setiawan
Artikel Terkait