Akan tetapi, setelah 15 menit berlalu tanpa ada basa basi dirinya diberitahu agar segera meninggalkan ruangan. Sebab, ruangan itu sudah direservasi.
"Saya tanya mengapa kami disuruh keluar, apakah kami tidak diperkenankan makan di ruangan yang ber-AC? Memang saya pakai celana pendek dan baju kaos, lagi lusuh karena baru dari kerja kebun," jelasnya.
Lantaran diperlakukan secara tidak wajar, Benny bermaksud bertemu dengan manajer atau pemilik restoran untuk menanyakan apa sebenarnya yang terjadi. Sebab, dirinya tidak terjadi kesalahpahaman.
Akuh-alih disampaikan, Benny sama sekali tak digubris. Akhirnya, dia secara individu mendatangi lagi pihak front desk untuk menanyakan dimana manajer atau pemilik restoran tersebut.
"Di front desk kami menerima informasi bahwa tamu barusan reservasi pertelepon setelah kami sekeluarga datang ke tempat itu. Sehingga kami makin merasa bahwa kami diperlakukan semena-mena," ungkapnya.
Akhirnya, Benny berhasil menemui pemilik restoran di sebuah ruangan dan menyampaikan apa yang dikeluhkannya. Dia merasa tak diperlakuan secara tidak beradab dan manusiawi.
"Ini kan daerah destinasi pariwisata super premium. Kalau kami diperlakukan begini, apalagi rakyat kecil. Kami mohon penjelasan apa sebenarnya yang terjadi dan alasan apa kami diusir dari ruangan itu," katanya.
Lantas, Benny bertanya kepada karyawan, siapa yang menyuruhnya untuk memperlakukan tamu secara tak adil. Para karyawan tersebut pun tidak ada yang bisa menjawab.
"Saya mendorong mukanya si karyawan dan mengingatkan agar perlakuan terhadap pengunjung harus sopan dan santun," tuturnya.
Editor : Muhammad Andi Setiawan