JAKARTA,iNews.id - Dalam Surat Intruksi Nomor 012/LF-PBNU/III/2022 yang ditandatangani Ketua dan Sekretaris LF PBNU KH Sirril Wafa dan H Asmui Mansur, Kamis (31/3/2022) menyebutkan Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) merilis hasil perhitungan (hisab) ketinggian bulan pada akhir Sya'ban 1443 H.
Dalam rilis itu mereka memperkirakan awal Ramadan 1443 H bisa jatuh Minggu, 3 April 2022.
Sebelumnya, Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah memutuskan awal Ramadan 1443 Hijriah jatuh pada 2 April 2022 telah jauh-jauh hari berdasarkan hisab hakiki kriteria Wujudul Hilal.
Kriteria awal bulan menggunakan teori ini adalah telah terjadi ijtimak (konjungsi), pada saat terbenam matahari, bulan belum terbenam, dan pada saat terbenamnya matahari piringan atas bulan berada di atas ufuk.
"Jika hilal tidak terlihat, otomatis bulan Sya'ban akan digenapkan menjadi 30 hari atau dalam bahasa Fiqih disebut istikmal. Dengan begitu, awal Ramadhan 1443 H bisa jatuh bertepatan dengan Ahad, 3 April 2022. Sementara Sabtu, 2 April 2022, masih terhitung tanggal 30 Sya'ban 1443,"dikutip dalam laman resmi NU Online, Jumat,(1/4/2022).
Berdasarkan data hisab LF PBNU menunjukkan keadaan hilal sudah berada di atas ufuk, tepatnya + 2 derajat 04 menit 12 detik dan lama hilal 9 menit 49 detik, dengan markaz Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT.
Sementara konjungsi atau ijtimak bulan terjadi pada Jumat Pahing 1 April 2021 pukul 13:25:54 WIB.
Kemudian, untuk letak matahari terbenam berada pada posisi 4 derajat 34 menit 09 detik utara titik barat, sedangkan letak hilal pada posisi 2 derajat 48 menit 22 menit utara titik barat.
Adapun kedudukan hilal berada pada 1 derajat 45 menit 47 detik selatan matahari dalam keadaan miring ke selatan dengan elongasi 3 derajat 24 menit 06 detik.
Editor : Muhammad Andi Setiawan