JAKARTA, iNews.id – Bulan Ramadan 1443 Hijriah kian dekat. Umat muslim dianjurkan menyambut Bulan Ramadan dengan penuh kegembiraan dan suka cita. Salah satunya dengan melakukan amalan menjelang Ramadan yang akan datang dalam hitungan hari.
Tahun ini, sesuai kalender awal Puasa Bulan Ramadan jatuh pada Sabtu, 2 April 2022. Namun, keputusan awal 1 Ramadan 1443 H/ 2022 masih harus menunggu sidang isbat yang akan digelar Kementerian Agama (Kemenag) pada Jumat, 1 April 2022 mendatang.
Apa Saja Amalan Menjelang Bulan Ramadan?
Bulan Suci Ramadan tinggal hitungan hari. Meski masih berada di masa pandemi Covid-19, Muslim patut menyambut datangnya Bulan Ramadan penuh suka cita dan kegembiraan dengan melakukan amalan-amalan yang diajarkan agama.
Keutamaan Bulan Ramadan bagi Muslim sangat besar karena di bulan suci itu semua amal ibadah dilipatgandakan pahalanya. Bulan Ramadan adalah anugerah dan nikmat yang agung yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada umat Nabi Muhammad SAW.
Di dalamnya terdapat keutamaan- keutamaan dan hikmah khusus yang diberikan Allah kepada hambanya yang ikhlas dan tulus menjalankan ibadah puasa, serta ibadah-ibadah lainnya.
Dalil diwajibkannya puasa di Bulan Ramadan termaktub dalam Al Quran, Surat Al Baqarah Ayat 183. Allah SWT berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atasmu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelummu agar kamu bertakwa”. (QS. al-Baqarah, 2:183).
Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِه
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a., Nabi SAW bersabda: “Siapa yang melaksanakan puasa Ramadan dengan keimanan dan keikhlasan, maka diampuni dosanya yang telah berlalu”. (Hadis Shahih, riwayat al-Bukhari: 37 dan Muslim: 1266).
Berikut 7 amalan menjelang Ramadan:
- Banyak Berdoa
Selain memperbanyak ibadah-ibadah sunnah demi kelancaran aktivitas ibadah di bulan Ramadan nanti, hal yang juga patut dirutinkan adalah terus berdoa kepada Allah SWT supaya dipertemukan dengan bulan yang penuh dengan kemuliaan ini. Doa yang masyhur, khususnya yang sering dibaca oleh masyarakat Indonesia, dan umumnya oleh ummat Islam dunia, sebuah doa yang diriwayatkan oleh sahabat Anas bin Malik ra dari nabi Muhammad saw bahwasanya beliau ketika memasuki bulan Rajab berdoa:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجب وَشَعْبَانَ ، وَبَلغنَا رَمَضَانَ
Latin: Allahumma baariklanaa fii rajaba wa sya'baana wa ballighnaa ramadhoona. Artinya: “Ya Allah berkahilah kami pada bulan rajab dan sya’ban, dan sampaikan kami di bulan Ramadan.”
Doa lain menyambut Bulan Ramadan:
اللَّهُمَّ أَهْلِلْهُ عَلَيْنَا بِاْلأَمْنِ وَاْلإِيْمَانِ وَالسَّلاَمَةِ وَاْلإِسْلاَم رَبِّيْ وَرَبُّكَ اللهُ هِلاَلَ رُشْدٍ وَخَيْرٍ
Latin: Allahumma ahlilhu 'alayna bil-amni wal iimaani wassalaamati wal islaami, Robbii wa Robbukallahu, hilala rusydin wa khoirin.
Artinya: Ya Allah, Jadikanlah bulan ini kepada kami dalam kondisi aman dan hati kami penuh dengan keimanan, dan jadikanlah pula bulan ini kepada kami dengan kondisi selamat dan hati kami penuh dengan keislaman. Rabb ku dan Rabb mu Allah. Bulan petunjuk dan bulan kebaikan.” (HR. Turmudzi).
- Puasa Sunnah
Menyambut Bulan Ramadan, muslim dianjurkan untuk menjalankan ibadah puasa sunnah seperti Puasa Rajab, Puasa Syaban, Puasa Senin Kamis, Puasa Daud maupun Puasa Ayyamul Bidh. Hal ini bertujuan melatih diri sebelum menyongsong Bulan Ramadan yang diwajibkan berpuasa penuh sebulan.
Dengan banyak berpuasa sunnah, tubuh akan terbiasa dan tidak kaget saat menjalani Puasa Ramadan.
- Menyegerakan Puasa Qadha
Bagi yang masih punya utang Puasa Ramadan pada tahun lalu, sesegera mungkin menggantinya dengan puasa qadha. Di Bulan Syaban ini, merupakan momen terakhir membayar puasa ganti Ramadan.
Siti Aisyah RA juga memperbanyak Qodho Puasa di Bulan Syaban sebagaimana dituangkan dalam hadits.
عَنْ أَبِي سَلَمَةَ قَالَ سَمِعْتُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا تَقُولُ كَانَ يَكُونُ عَلَيَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِيَ إِلَّا فِي شَعْبَانَ قَالَ يَحْيَى الشُّغْلُ مِنْ النَّبِيِّ أَوْ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dari [Abu Salamah] berkata; Aku mendengar [‘Aisyah radliallahu ‘anha] berkata: “Aku berhutang puasa Ramadan dan aku tidak bisa mengqadha’nya kecuali pada bulan Sya’ban“. Yahya berkata: “Karena dia sibuk karena atau bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam “. (Bukhari 1814).
- Niat Kuat Puasa Ramadan
Muslim harus memiliki tekad untuk lebih baik menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadan tahun ini. Sebab, bisa saja Ramadan tahun ini merupakan puasa terakhir karena tidak ada yang tahu kapan ajal menjemput.
Karena itu, di bulan Ramadan kali ini, dengan persiapan dan perencanaan yang baik tentunya, aktivitas Ramadan tahun ini harus menjadi lebih maksimal.
- Penuh Suka Cita
Suka cita menyambut Ramadan juga merupakan salah satu tanda keimanan. Ibarat tamu, Ramadan senantiasa dinanti. Dalam hadits Nabi SAW disebutkan:
“Barang siapa yang bergembira akan hadirnya bulan Ramadan, maka jasadnya tidak akan tersentuh sedikit pun oleh api neraka.” (HR. an-Nasa’i)
Rais Syuriah PBNU Dr KH Zakky Mubarak mengatakan, selama bulan Ramadan sebagai bulan yang agung dan luhur, seorang Muslim senantiasa meningkatkan amal dan ibadahnya dengan penuh suka cita. Dan para Malaikat senantiasa berseru:
يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ هَلُمَّ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ
“Wahai orang-orang yang menghendaki kebajikan, bergembiralah dan wahai orang-orang yang menghendaki keburukan tahanlah dirimu”. (Hadis Shahih, Riwayat al-Nasa`i: 2080 dan Ahmad: 18042, dengan redaksi hadis dari al-Nasa’i)
- Ziarah Kubur
Di beberapa daerah di Tanah Air khususnya di Jawa, masyarakat Muslim menyambut datangnya Ramadan dengan padusan atau mandi besar di sungai. Sebagian lagi melakukan ziarah kubur atau nyekar ke makam orang tua dan kerabat.
Secara eksplisit memang tidak disebutkan untuk ziarah kubur jelang puasa Ramadan. Namun, melakukan ziarah kubur pada dasarnya baik dan bukan bid'ah termasuk saat menyambut Bulan Suci Ramadan seperti yang lazim dilakukan sebagian masyarakat Muslim di Indonesia. Disunnahkan memperbanyak ziarah dengan tujuan supaya dapat mengambil pertimbangan, peringatan serta teringat kehidupan akhirat.
- Meminta Maaf
Secara umum saling bermaafan itu dilakukan kapan saja, tidak harus menunggu momen Ramadan atau Idul Fithri. Karena memang tidak ada hadits atau atsar yang menunjukkan ke arah sana.
Namun, agar puasa Ramadan bisa dijalani lebih khusyuk dan tanpa hambatan terlebih jika masih punya salah dengan orang lain seyogianya segera meminta maaf.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW tentang hal itu. Dari Abi Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Siapa yang menegakkan Ramadan dengan iman dan ihtisab, maka Allah telah mengampuni dosanya yang telah lalu. (HR. Bukhari dan Muslim).
Demikian pembahasan mengenai amalan menyambut Bulan Ramadan agar puasa yang akan dijalani penuh hikmah dan kehusyukan sehingga bisa meningkatkan iman dan takwa kepada Allah dan keluar sebagai orang-orang yang bertakwa.
Wallahu A'lam
Editor : Muhammad Andi Setiawan