PADANG,iNews.id - Tarekat Syattariah hari ini belum menjalankan ibadah puasa seperti umat muslim lainnya, rencananya nanti sore mereka akan memantau hilal tanpa alat bantu atau hanya bertelanjang mata.
“Kita belum puasa baru nanti sore melihat bulan, kalau nampak bulan maka puasa Senin (4/4), kalau tidak nampak maka puasa ditunda Selasa (5/4),” ujar guru Tarekat Syattariyah, Tuanku Imam Sidi Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Minggu (3/4/2022).
Dia mengatakan, lokasi melihat bulan aka dilakukan di Koto Tuo, Kabupaten Agam yang merupakan salah satu lokasi titik untuk melihat bulan. “Ada dua titik yang terbesar untuk menilik bulan, satu di Koto Tuo Agam, satu di Ulakan Padang Pariaman, tapi ada juga beberapa titik lainnya, seperti di Bungus Teluk Kabung Padang, Pesisir Selatan, Sawahlunto, Tiku Agam, Dharmasraya dan daerah lain,” katanya.
Kalau tidak terlihat bulan di Koto Tuo, maka akan melakukan komunikasi dengan titik lainnya di Sumatera Barat. “Kalau sudah selesai melihat bulan maka akan diteruskan salat magrib di lokasi menilik bulan kemudian akan kembali ke masjid untuk melakukan sidang isbat,” jelas Tuanku Imam Sidi.
Menilik bulan ini merupakan metode yang dipakai oleh Tarekat Syattariyah yang disebarkan oleh Syekh Burhanuddin di Ulakan Padang Pariaman. Metode yang dipakai itu dinamakan hisab takwim artinya melihat bulan dengan mata telanjang.
Editor : Muhammad Andi Setiawan