Selain itu, Ketut juga menuturkan, bahwa masih ada masyarakat yang membeli minyak goreng dalam jumlah lebih besar dari kebutuhan biasanya sehingga menyebabkan stok menipis.
Akibatnya masyarakat lain tidak kebagian produk.
"Masyarakat kita sendiri juga karena ada informasi kekurangan ketersediaan minyak akhirnya mereka berbondong-bondong beli, bahkan satu keluarga biasanya sudah beli, besoknya beli, sorenya beli. Sehingga kadang-kadang di salah satu ritel modern dibuka langsung habis," bebernya.
Guna mengatasi panic buying tersebut, Ketut mengimbau kepada semua pihak untuk bisa memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak perlu membeli dalam jumlah besar.
Sehingga ketersediaan minyak goreng bisa tercukupi.
Editor : Muhammad Andi Setiawan