“Sejak kecil saya sudah terbiasa prihatin dan sederhana,” ujar pria kelahiran Bantul 31 Oktober 1999 ini.
Selama sekolah dan kuliah, Rizki selalu mengingat pesan ibunya agar suatu saat harus menjadi orang sukses. Agar sukses harus menempuh pendidikan tinggi dan mencari pengalaman sebanyak-banyaknya.
Lulus SMP dia melanjutkan SMA dibiayai saudara dari orang tua ayahnya. Dia pun harus berpisah dengan ibunya karena tinggal di Gunungkidul bersama kakeknya. Sedangkan ibunya di Bantul untuk bekerja.
Sekolah di SMAN 1 Wonosari, Rizki hanya menggunakan sepeda ontel. Saat itu dia sudah berprestasi dan ikut OSN Ekonomi Akuntansi. Setiap semester selalu mendapat tiga besar ranking paralel, hingga saat lulus mendapatkan predikat sebagai lulusan terbaik jurusan IPS.
Semasa SMA, Rizki mendapatkan lingkungan pertemanan dan lingkungan sekolah yang sangat suportif. Namun, di lingkungan keluarga tempat tinggalnya mengalami verbal bullying.
“Saya sempat mengalami tekanan mental karena verbal bullying di lingkungan tempat tinggal, tetapi oleh guru saya didorong hingga diterima di UNY,” katanya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta