BALI, iNewsSalatiga.id - Anggota Biro Inter-Parliamentary Union (IPU) untuk Pembangunan Keberlanjutan, Putu Supadma Rudana, menyampaikan hasil rapat World Water Forum (WWF) ke-10 yang berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) pada Selasa (21/5/2024).
“Sebagai forum parlemen global pertama yang membahas isu air dan signifikansinya bagi keamanan dan kesejahteraan global, Pertemuan Parlemen dalam rangka Forum Air Dunia ke-10 menandakan komitmen parlemen untuk mengatasi permasalahan terkait air dan sanitasi melalui kemauan politik dan tindakan,” kata Putu dalam keterangannya.
Di acara tersebut, hadir Ketua DPR RI Puan Maharani dan Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon. Putu menjelaskan bahwa selama dua hari terakhir, anggota parlemen dari 49 negara berkumpul di Nusa Dua, Bali, untuk memperkuat kerja sama dalam tindakan parlemen mengenai air demi kesejahteraan bersama.
“Oleh karena itu, tugas kita sebagai parlemen dan anggota parlemen memprioritaskan tindakan terhadap air guna mewujudkan komitmen yang tertuang dalam SDG’s 2030, dan visi dunia yang adil dan sejahtera saat ini dan untuk generasi mendatang,” jelas Wakil Ketua BKSAP DPR RI ini.
Beberapa poin penting yang dibahas dalam WWF ke-10 di Bali antara lain:
1. Menempatkan air sebagai salah satu agenda utama parlemen dan mendorong dialog parlemen di tingkat regional dan internasional.
2. Mengakui pentingnya perspektif komunitas dan populasi lokal dalam upaya global untuk memastikan keadilan dan keamanan air, serta menyesuaikan langkah-langkah dengan kebutuhan lokal dan pengetahuan tradisional.
3. Pengelolaan air yang berkelanjutan sangat penting untuk membangun ketahanan masyarakat dan ekosistem, serta mendukung adaptasi terhadap perubahan iklim sesuai dengan tujuan internasional.
4. Tantangan terkait air yang melampaui batas negara memerlukan peningkatan diplomasi untuk mengelola sumber daya air, berbagi pengetahuan, dan praktik baik dalam mengatasi ketahanan air.
“Melalui komitmen dan tindakan kita bersama, karena hal ini sangat penting untuk mendorong perdamaian, kemajuan, dan kesejahteraan dalam masyarakat dan negara. Terima kasih atas kehadiran para delegasi dan meminta dukungan agar isu air terus dibahas di negara masing-masing,” jelas Legislator asal Bali ini.
Putu mengatakan bahwa kesimpulan dari pertemuan WWF ke-10 ini akan dibawa ke Dewan Pengurus IPU pada Sidang IPU ke-149 mendatang. Oleh karena itu, anggota parlemen diharapkan untuk terus mendorong kerja sama dan kolaborasi di bidang air.
Sebagai panelis dalam WWF ke-10, Putu juga mengajak setiap negara anggota IPU untuk menjadi pejuang air dengan membuat resolusi berupa undang-undang. Ia juga mendorong parlemen dunia untuk membuat komitmen bersama yang lebih ambisius dalam mengatasi isu air.
“Jadi bagaimana kita menggerakkan semua parlemen dan bersatu memiliki kepedulian yang tinggi tentang isu air untuk kesejahteraan dan kemakmuran bersama. Tentu yang lain kita harus mendorong agar Undang-undang ini bisa terimplementasi. IPU juga akan meneruskan bagaimana ke depan agar komitmen ini dapat diwujudkan dalam bentuk resolusi, dan resolusi bisa dibangun dalam bentuk Undang-undang atau law di masing-masing negara, terfokus kepada air dan membangun satu omnibus tentang air,” ucapnya.
Putu menambahkan bahwa pelaksanaan WWF ke-10 di Bali tahun 2024 ini merupakan momen bersejarah bagi Indonesia karena ini adalah pertama kalinya pertemuan parlemen tentang air dilaksanakan di Indonesia.
"Saya sendiri terus bekerja dan menerima Presiden World Water Council Loic Fauchon di DPR pada Oktober 2023, dan bersama Pak Basuki Menteri PUPR meminta tolong agar menjembatani ke Inter-Parliamentary Union. Langsung saya kerjakan dan akhirnya IPU setuju. Inilah hasilnya first parliamentary meeting World Water Forum yang ke-10 bisa terwujud," pungkasnya.
Setelah kegiatan WWF ke-10 selesai, sebanyak 45 delegasi dari beberapa negara melanjutkan field trip dengan kegiatan pelepasan ikan dan melihat proses pembibitan mangrove di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Bali.
Editor : Muhammad Andi Setiawan