Telat Impor 350 Ribu Ton Kedelai dari November, Bulog Tidak ingin Tergesa-gesa

JAKARTA,iNewsSalatiga.id - Perum Bulog mengungkapkan alasan dibalik impor 350.000 ton kedelai ke Indonesia yang telat, padahal sudah sejak bulan November 2022 penugasan tersebut diberikan.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan harus mengamati harga kedelai yang diimpor dari negara mitra dari segi kualitas dan kuantitasnya. Waseso menambahkan alasan lain yaitu ada stok pangan dasar tersebut yang tersedia di beberapa negara.
Bulog tidak mau terburu-buru atau lebih cepat memutuskan melaksanakan mengimpor. Lantaran kedelai harus disesuaikan juga dengan kebutuhan para pengrajin tahu dan tempe.
"Sekarang berkaitan dengan stok yang ada di beberapa negara itu, kita juga harus tahu standar, kita gak bisa asal impor karena kita harus sesuaikan dengan kebutuhan para pengrajin tahu dan tempe, utamanya itu," ungkap Buwas usai rapat kerja dengan Kementerian Pertanian dan Komisi IV DPR RI di gedung Parlemen, Senin (16/1/2022).
Meski telat, Bulog sudah menjajaki kerjasama bisnis dengan beberapa negara. Bahkan, perusahaan sudah berkontrak dengan Amerika Serikat (AS), Brazil, dan beberapa negara.
Ihwal pelaksanaan atau realisasi impornya, Buwas enggan mengutarakan hal tersebut. Justru dia memastikan sudah dilakukan proses uji coba produksi kedelai, di mana bahan mentahnya berasal dari negara lain.
Dia mengklaim hasilnya memuaskan dan bisa diterima para pengrajin tahu dan tempe. Tinggal saja, Bulog akan bermediasi terkait harga kedelai dari negara yang dimaksudkan.
"Nah, sekarang tinggal kita pastikan dari negara itu supaya kualitas dan kuantitas harganya sampai di kita berapa itu," ucapnya.
Buwas memandang konversi harga terus berubah mengalami perubahan. Karena itu angkanya harus disetujui Bulog dan negara mitra, sebelum diputuskan dikirimkan ke Indonesia.
"Kita mau bicarakan, begitu kita kontrak inikan itu memakan waktu beberapa bulan. Artinya bertahap, nanti dalam proses perjalanan tahu-tahunya naik (harga), kan impor gak bermanfaat para pengrajin tempe tahu," tutur dia.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan alias Zulhas mengutarakan kritikannya terhadap sikap Perum Bulog yang dinilai lamban merealisasikan impor 350.000 ton kedelai. Padahal, aksi tersebut sudah diputuskan dalam rapat terbatas (ratas) pada November 2022 lalu.
Bulog mengaku siap melaksanakan penugasan tersebut dan akan mendatangkan 350.000 ton kedelai mulai November 2022 lalu. Sayangnya, janji Bulog belum bisa direalisasikan hingga saat ini.
"Pada waktu itu Pak Bulog (Direktur Utama) mengatakan bisa 1.500, dari November, Desember gak nongol-nongol," ungkap Zulhas saat ditemui di Cilegon, Banten.
Editor : Muhammad Andi Setiawan