JAKARTA,iNewsSalatiga.id - Perjuangan Maringan Tuah penjual es doger yang sempat merasakan dalam titik terendah dalam hidup setelah ayahnya yang membiayainya kuliah meninggal dunia. Maringan harus memilih antara kuliah atau berjualan untuk menyambung hidup.
Kisah hidup Maringan Tuah yang saat ini sudah sukses beromzet sampai Rp10 Juta dibagikan lewat anal YouTube Kawan Dapur. Dirinya menceritakan bahwa harus benar-benar memulai perjuangannya dari bawah.
Maringan juga sering mendapat cacian ketika dirinya masih berada di titik bawah kehidupan.
“Kalau pada saat di atas, yang kere-kere aja itu ngaku, wah itu temenku dulu gini gini. Yang ngga saudara aja ngaku saudara, saudara jauh di deket-deketin,” katanya, dilansir Okezone, Kamis (12/1/2023).
Es doger yang dia jajakan berisi jelly, Mutiara, alpukat, ketan, roti, dan es krim dengan racikan special.
“Nah yang buat enak itu sebenernya ini. Jadi kalau es doger saya sama kakak saya itu kalau dibungkus itu walaupun es nya cair tidak merubah rasa,” katanya.
Dalam usaha mempertahankan bisnis, dia berupaya untuk terus menambah produknya. Maka dari itu dia memutuskan untuk menambahkan menu somay.
Dia dibantu oleh adik dan 2 orang lainnya dalam berjualan. Omzet yang didapat bisa mencapai Rp10 juta.
“Nah terus seminggu aku jualan untung hari pertama Rp40.000. Ada semingguan itu udah Rp150.000 sampai Rp200.000,” ungkapnya.
Dia menyampaikan pesan bagi para pengusaha untuk tidak memaksakan keadaan ketika hendak berbisnis.
“Tapi kan kita kalkulasi ya dengan situasi, tempat, kemampuan, daya berpikir, dan manajemen kita. mampu engga melaksanakan itu. Kalau kita laksanakan ternyata kita engga mampu ya bangkrut,” ucapnya.
Dia juga mengaku tidak ada yang mudah dalam berbisnis. Yang penting kita harus terus mengingat Tuhan baik dalam keadaan susah maupun senang.
“Tapi yang namanya kehidupan kan roda berputar, kadang kita di bawah, kadang di atas. Tapi kadang kita merasa sombong pada waktu di atas, seolah-olah kita paling pintar sendiri paling jaya sendiri,” katanya.
Editor : Muhamad Andi Setiawan