get app
inews
Aa Text
Read Next : Breaking News! Kasus Covid-19 Bertambah 254 Kasus per Hari Ini

Ratusan Infeksi Baru Terdeteksi, Kota Chengdu China Lockdown Total

Jum'at, 02 September 2022 | 12:47 WIB
header img
Kota Chengdu di lockdown total, (Foto : AFP)

CHINA,iNews.id - Karena kota Beijing terus mengejar kebijakan "nol-Covid" yang kontroversial, Kota Chengdu harus melakukan penguncian ( Lockdown).

Sekitar 21 juta orang telah diperintahkan untuk tinggal di dalam rumah, dengan hanya satu orang per rumah tangga yang diizinkan keluar untuk berbelanja kebutuhan pokok.
Dikutip BBC, pada Kamis (1/9/2022), kota itu mencatat 157 infeksi baru, termasuk 51 tanpa gejala.

Kebijakan Covid China mengharuskan kota-kota untuk melakukan penguncian ketat - bahkan jika hanya beberapa kasus yang dilaporkan.


Namun, upaya Beijing untuk memastikan "nol Covid" telah dituduh menghambat pertumbuhan ekonomi, dan telah memicu perbedaan pendapat publik yang jarang terjadi dari warga.

Penduduk Chengdu, diminta untuk tinggal di rumah mulai pukul 18:00 waktu setempat (10:00 GMT) pada Kamis (1/9/2022), semuanya akan diuji selama beberapa hari mendatang, tetapi tidak jelas kapan pembatasan akan dicabut.

Sementara itu, orang-orang dilarang memasuki atau meninggalkan Chengdu, ibu kota provinsi Sichuan barat daya, dengan hanya penduduk yang dapat menunjukkan bukti tes Covid negatif yang diizinkan untuk membeli kebutuhan.


Media pemerintah juga melaporkan bahwa awal musim gugur sekolah telah ditunda dan penerbangan telah dihentikan.

Otoritas kesehatan menyebut situasi itu "sangat kompleks dan parah" dan menyalahkan wabah itu pada pertemuan massal selama cuaca hangat di sepasang tempat berenang dan hiburan.
Pembatasan lain saat ini berlaku di tempat lain di China, termasuk di Shenzhen di selatan dan Dalian di timur laut.

Negara ini telah menerapkan berbagai tindakan pencegahan Covid khusus kota setelah gelombang awal virus melanda Wuhan pada 2019.

China adalah ekonomi utama terakhir di dunia yang berusaha sepenuhnya membasmi wabah Covid, mengklaim ini diperlukan untuk mencegah lonjakan virus yang lebih luas yang dapat membanjiri rumah sakit.

Menurut Universitas Johns Hopkins, egara ini secara resmi mencatat kurang dari 15.000 kematian sejak pandemi dimulai.

Editor : Muhammad Andi Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut