Menurut utusan Rusia untuk PBB, bencana di pembangkit listrik Zaporozhye – yang terbesar di Eropa – dapat menyebabkan polusi radioaktif di sebagian besar wilayah, mempengaruhi setidaknya delapan wilayah Ukraina, termasuk ibukotanya, Kiev, kota-kota besar seperti Kharkov atau Odessa, dan beberapa wilayah Rusia dan Belarusia yang berbatasan dengan Ukraina.
Republik Rakyat Lugansk dan Donetsk, serta Moldova, Rumania, dan Bulgaria kemungkinan akan menderita juga. "Dan ini adalah perkiraan ahli yang paling optimistis,” ujar Nebenzia, seraya menambahkan bahwa skala potensi bencana nuklir sebesar itu sulit untuk dibayangkan.
Pabrik Zaporozhye, yang terletak di kota Energodar, Ukraina yang dikuasai Rusia, telah menjadi sasaran serangkaian serangan selama beberapa minggu terakhir. Moskow menuduh Kiev meluncurkan serangan artileri dan pesawat tak berawak ke fasilitas itu, menyebut gerakan ini sebagai "terorisme nuklir." Di sisi lain, Kiev telah mengklaim bahwa Rusia adalah pihak yang menargetkan pabrik tersebut dalam dugaan plot untuk mendiskreditkan Ukraina saat menempatkan pasukannya di fasilitas tersebut.
Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa situasi di pabrik itu terkendali dan belum ada bahaya langsung terhadap keselamatannya.
Pada saat yang sama, dia menyebut laporan yang diterima agensinya dari Rusia dan Ukraina “bertentangan” dan mendesak kedua belah pihak untuk memberikan akses IAEA ke fasilitas itu sesegera mungkin.
"Saya meminta kedua belah pihak bekerja sama dan mengizinkan misi IAEA untuk dilanjutkan," katanya.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sendiri telah menyerukan agar setiap kegiatan militer di sekitar pabrik dihentikan saat Dewan Keamanan mengadakan pertemuannya
Editor : Muhammad Andi Setiawan