get app
inews
Aa Read Next : Kapan 1 Syawal 1444 H? Berikut Pendapat dari beberapa Pihak

Demi Ikut Pengajian, Warga Desa Cari Rumput Jam 3 Dini Hari

Jum'at, 05 Agustus 2022 | 05:57 WIB
header img
Ilustrasi, (Foto : Istimewa/Koran SI)

DEMI bisa mengikuti pengajian warga Desa Dukuhbenda di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah rela mencari rumput lebih awal jam 3 dini hari.

Rata-rata warga Desa Dukuhbenda, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, bermata pencarian sebagai pencari rumput. Demi mengikuti pengajian yang diadakan pada pukul 08.00–09.00 di Hari Bermuhammadiyah, mereka rela mencari rumput lebih awal jam 3 dini hari.

Menurut Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Ustadz Fathurrahman Kamal, meski berprofesi sebagai pencari rumput, mereka mulia di sisi Allah Subhanahu wa ta'ala. Meski ingin mengejar akhirat dengan menghadiri pengajian, mereka tidak melupakan kewajiban merawat ternak yang dimiliki.

"Ruh seperti ini di Muhammadiyah masih sangat luar biasa terjaga. Mereka rela mencari rumput jam 3 pagi dini hari," ucap Ustadz Fathur, Ahad 31 Juli 2022, di acara Pengajian Ahad PON PDM Kudus.

Dari peristiwa ini, dirinya kemudian mengajar hadirin untuk meresapi Surat Al Muzzammil yang menerangkan beberapa sebab Allah Subhanahu wa ta'ala meridhoi mukmin yang meninggalkan Salat Lail.

Pertama, Allah Subhanahu wa ta'ala meridhoi orang meninggalkan Salat Lail disebabkan dia sakit, mereka yang bekerja, dan jihad fisabilillah.


"Tapi persoalannya sekarang, sakit tidak, lelah mencari-cari rumput di tengah malam juga tidak, berjihad pun tidak. Lalu apa alasan Allah memaklumi kita tidak sholat malam?" tanya Ustadz Fathur, dikutip dari Muhammadiyah.or.id, Selasa (2/8/2022).

Menurut dia, warg Ranting Muhammadiyah Dukuhbenda merupakan contoh konkret dalam meniti kehidupan menuju surga. Ustadz Fathur mengingatkan kisah seorang tunasusila yang memberi minum seekor anjing kehausan yang diganjar surga.

Selain itu, semangat menghidupkan amal salih yang dilakukan warga Ranting Muhammadiyah Dukuhbenda melalui menghidupkan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) merupakan teladan autentik.

"Mari kita hidupkan AUM kita, karena iman ini harus dibuktikan. Hari itu di pengajian itu, dengan segala keterbatasan terkumpul lebih dari Rp60 juta di pengajian itu untuk membangun SD Tahfidzul Qur'an," tuturnya.

Dalam urusan kebaikan, Ustadz Fathurrahman meyakini bahwa akan banyak orang yang terlibat. Tergantung seberapa serius kebaikan-kebaikan tersebut dibuktikan sebagai tanda dari keimanan yang penuh di hati kaum Muslimin.

Allahu a'lam bisshawab.

Editor : Muhamad Andi Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut