BEIJING,iNews.id - Ekspor Pasir alam ditangguhkan otoritas China ke Taiwan pada Rabu (3/8/2022). Selai itu impor buah-buahan dan ikan dari pulau tersebut juga dihentikan.
Langkah itu diambil China sebagai protes terhadap kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan.
Kementerian Perdagangan China mengatakan ekspor pasir alam –biasa dipakai dalam konstruksi dan pembuatan beton– ke Taiwan ditangguhkan mulai Rabu (3/8/2022).
Langkah itu didasarkan pada peraturan dan regulasi, tanpa menjelaskan lebih jauh.
Dikutip Antara, sebelumnya, pada Maret 2007, China menghentikan ekspor pasir alam ke Taiwan berdasarkan pertimbangan soal lingkungan. Larangan itu berlangsung selama satu tahun.
Menurut data resmi China, lebih dari 90 persen impor pasir alam Taiwan berasal dari China pada tahun itu.
Menjelang kunjungan tersebut, bea cukai China telah menangguhkan impor dari 35 eksportir biskuit dan pastri sejak Senin (1/8/2022).
China juga menghentikan sementara impor jeruk, ikan layur putih dingin dan makarel kuda beku dari Taiwan mulai Rabu (3/8/2022).
Menurut China, penangguhan itu dilakukan karena ditemukan residu pestisida pada jeruk dan jejak virus corona ditemukan pada kemasan ikan beku pada Juni lalu.
Impor makanan dan produk pertanian dari Taiwan mencakup makanan laut, kopi, produk susu, minuman dan cuka.
Pada Januari – Juni, impor terbesar makanan dan produk pertanian China dari Taiwan adalah ikan dan hewan invertebrata lainnya dengan nilai mencapai 399 juta yuan (Rp878,74 miliar).
Pada awal tahun ini, China menangguhkan impor ikan kerapu dari Taiwan karena mengandung bahan kimia yang dilarang.
Beijing tahun lalu juga menangguhkan impor nanas, srikaya dan jambu air dari pulau tersebut karena mengandung pestisida.
Menurut data otoritas China, pada Januari-Juni, impor China dari Taiwan mencapai USD122,5 miliar (Rp1,83 kuadriliun), naik 7,3 persen dari periode yang sama pada 2021, Komoditas utama yang diimpor mencakup sirkuit terpadu (cip) dan komponen elektronik.
Selain itu, China juga berjanji akan mengambil "tindakan disiplin" terhadap dua yayasan Taiwan yang dianggap terlibat secara agresif dalam kegiatan separatis pro-kemerdekaan.
Menurut kantor berita resmi Xinhua yang mengutip Ma Xiaoguang, juru bicara Kantor Urusan Taiwan China, yayasan Taiwan untuk Demokrasi dan Dana Pembangunan dan Kerja Sama Internasional yang berada di bawah Kementerian Luar Negeri Taiwan akan dilarang bekerja sama dengan organisasi, perusahaan dan individu di China daratan.
China akan menghukum mereka yang memberikan dukungan finansial atau bekerja dengan kedua yayasan itu.
Tak hanya itu, kesepakatan atau kerja sama apa pun dengan empat perusahaan Taiwan dilarang terkait sumbangan mereka pada kedua yayasan.
Keempat perusahaan itu adalah produsen sel surya Speedtech Energy Co dan Hyweb Technology Co, produsen alat kesehatan Skyla, dan pengelola armada rantai dingin SkyEyes.
Para pemimpin keempat perusahaan tersebut juga akan dilarang masuk ke daratan China.
Editor : Muhammad Andi Setiawan