Tetapi Jalil tidak gentar. Ancaman itu dibuktikan dengan memburu Jalil hidup atau mati. Namun, para pemburu itu tewas ditangan Jalil. Perlawanan ini dikenal juga dengan Pemberontakan Banua Lima. Setiap pemberontakan, ditumpas oleh Belanda.
Sejak itu, Tumenggung Jalil menjadi incaran pasukan Belanda. Pemberontakan Jalil mendapatkan dukungan dari Mangkubumi. Dia bahkan memberikan gelar kepada Jalil sebagai Kiai Adipati Anom Dinding Raja.
Tidak hanya itu, dia juga memberikan Jalil benda pusaka seperti pedang dan tombak berlilit. Pasukan Jalil semakin kuat dan mendapatkan dukungan dari daerah Para sampai Belimbing, Balangan dan Tabalong.
Tumenggung Jalil kemudian membuat benteng di Batu Mandi. Benteng ini terletak di atas bukit dan di sekitarnya diberi rintangan-rintangan, seperti parit-parit, lubang perangkap, tali jerat dan potongan pohon kayu besar.
Serangan Belanda ke benteng ini menimbulkan banyak korban jiwa. Salah satunya adalah pemimpin penyerbuan, yakni Sersan van de Bosch. Hal ini membuat semakin marah dan menghujani benteng itu dengan tembakan.
Selain di benteng Batu Mandi, Jalil juga membuat pertahanan di sepanjang sungai Balangan, Pasimbi, Lampihong, Layap, Muara Pitap dan lain-lain. Harus diakui, Tumenggung Jalil sangat pandai bersiasat.
Editor : Muhammad Andi Setiawan