JAKARTA,iNews.id - Nelayan yang sedang mencari ikan di daerah Rawa Pening, Kabupaten Semarang, pada Rabu kemarin dibuat panik karena munculnya fenomena sorot tahun.
"Saat terjadi sorot tahun tadi, ada nelayan menggunakan perahu yang sempat kebingungan karena angin sangat kencang. Untungnya tidak ada dampak dari munculnya sorot tahun tadi, " kata salah seorang pemancing ikan di Rawa Pening, Yadi (42) warga Banyubiru.
Yadi menyampaikan, sorot tahun muncul di Rawa Pening setiap satu tahun sekali. Dia mengaku tidak mengetahui penyebab terjadinya sorot tahun.
"Kok bisa muncul setahun sekali, saya tidak tahu apa sebabnya. Mungkin karena faktor cuaca saja," ujarnya.
Dia berpendapat, di kawasan Rawa Pening sering terjadi angin kencang. Tetapi, tidak sekencang sorot tahun.
Berdasarkan kejadian yang sudah terjadi, sambungnya, kawasan Rawa Pening memang rawan bencana angin kencang.
Bahkan, kata dia, wilayah Kecamatan Ambarawa dan Bawen masuk dalam daftar daerah rawan bencana angin kencang.
"Semoga ke depan tidak ada bencana di sekitar Rawa Pening," ujarnya.
Lantas apa sebenarnya fenomena sorot tahun itu? Dirangkum dari berbagai sumber, simak penjelasan berikut ini.
Diketahui, sorot tahun adalah sebutan dari warga sekitar Rawa Pening untuk menunjukkan fenomena puting beliung atau water spout.
Menurut Peneliti Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) BRIN (LAPAN), Erma Yulihastin, ada perbedaan antara puting beliung dengan water spout.
Keduanya, dapat diidentifikasi dari koneksinya dengan media air yang terdapat di bagian dasarnya.
Angin puting beliung atau small tornado memiliki kecepatan angin dan dampak kerusakan pada kisaran di bawah skala F-2 (Fujita-2). Dengan demikian, puting beliung memiliki lintasan kurang dari satu kilometer dengan durasi hidup di bawah satu jam.
Sedangkan, water spout merupakan tornado yang terkoneksi dengan air dan memiliki skala mikro. Maka dari itu, fenomena ini hanya dapat terjadi di atas danau, tambak, sungai, bendungan, dan lain-lain.
Editor : Muhammad Andi Setiawan
Artikel Terkait