UKRAINA,iNews.id - Ukraina tidak akan memaafkan atau melupakan, dan menuduh pasukan Rusia melakukan pembunuhan yang disengaja.
Hal ini ditegaskan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Dia menegaskan setiap orang yang melakukan kekejaman terhadap warga sipil Ukraina akan dihukum.
"Tidak akan ada tempat yang tenang di bumi untuk Anda. Kecuali kuburan," terangnya.
Dalam pidato video untuk menandai Minggu Pengampunan Gereja Ortodoks, Zelensky mengatakan bahwa alih-alih pengampunan akan ada hari penghakiman.
"Kami tidak akan memaafkan, kami tidak akan melupakan, kami akan menghukum semua orang yang melakukan kekejaman dalam perang ini di tanah kami," katanya.
Dia mengatakan Rusia telah mengumumkan penembakan target pertahanan yang dibangun di kota-kota di masa Soviet.
"Ribuan orang bekerja di sana. Ratusan ribu tinggal di dekatnya. Ini pembunuhan. Pembunuhan berencana," katanya.
Dia juga mengutuk pemerintah Barat karena gagal berbicara menentang rencana tersebut.
Pejabat Ukraina mengatakan Rusia menyerang sasaran sipil di seluruh negeri, termasuk rumah sakit, tempat perawatan anak-anak, dan sekolah.
Namun Rusia membantah menargetkan warga sipil, dengan mengatakan pihaknya melakukan "operasi militer khusus" melawan "nasionalis" Ukraina dan "neo-Nazi".
Wakil Perdana Menteri (PM) Ukraina Olha Stefanishyna mengatakan kepada BBC bahwa, setelah "perlawanan kuat" dari tentara Ukraina, terjadi "operasi besar-besaran" oleh Rusia terhadap warga sipil.
Pada Minggu (6/3), sebuah keluarga beranggotakan empat orang tewas ketika pasukan Rusia menembakkan peluru ke orang-orang yang melarikan diri dari konflik di kota Irpin, barat laut Kyiv.
Lalu di kota pelabuhan Mariupol, evakuasi yang dijanjikan dibatalkan pada Sabtu (5/3) dan Minggu (6/3) di tengah serangan baru.
Dewan kota di sana mengatakan penembakan Rusia telah membuat pergerakan yang aman menjadi tidak mungkin. Namun Rusia menyalahkan pasukan Ukraina.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait