JAKARTA,iNews.id- Imbas peperangan Rusia-Ukraina berdampak pada harga minyak mentah yang melambung tinggi, tidak luput harga Bahan Bakar Minyak (BBM ) di Indonesia pun juga ikut terdampak.
Pengamat Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Fahmy Radhi menyarankan agar pemerintah memiliki langkah antisipasi yang tepat utamanya terhadap dampak jangka pendek dan menengah. Pemerintah bersama Pertamina perlu selektif dan hati-hati menaikkan harga BBM .
Pasalnya kenaikan harga BBM mendorong harga komoditas pangan dan nonpangan untuk naik. Situasi ini bisa mendorong inflasi dan dampaknya menggerus pertumbuhan ekonomi.
"Sebab itu, saat harga minyak dunia naik, pemerintah perlu naikkan harga BBM secara selektif. Jangan sampai menaikkan harga Pertalite," kata dia dikutip melalui pernyataannya, Jumat (4/3/2022).
Menurut dia kenaikan harga BBM di atas RON 92 merupakan langkah yang tepat karena konsumennya cukup terbatas. Sementara Pertalite merupakan BBM yang saat ini banyak digunakan oleh masyarakat kecil hingga menengah.
Tentunya, jika produk tersebut dinaikkan akan berpengaruh besar terhadap daya beli masyarakat. Sebagai negara net importer, kata dia, Indonesia sangat dirugikan dengan kenaikkan harga minyak dunia sehingga harga BBM memang perlu dinaikkan tapi tetap selektif.
"Menaikkan harga BBM selektif merupakan langkah tepat dan cermat untuk mengurangi beban APBN, tanpa memicu inflasi dan memperburuk daya beli masyarakat," kata dia.
Editor : Muhammad Andi Setiawan
Artikel Terkait