SLEMAN, iNews.id – Rizki Oktavianto (22) anak seorang buruh katering dan ditinggal wafat ayahnya sejak usia 6 tahun menjadi wisudawan terbaik Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) periode Februari 2022 untuk jenjang S1 dengan IPK 3,96.
Rizki sejak sekolah hingga di bangku kuliah gratis dan dapat beasiswa.
Rizki dibesarkan dari keluarga sederhana, ibunya hanya sebagai buruh di tempat katering dan ayahnya sudah meninggal saat usianya enam tahun.
Ketika anaknya disebut sebagai wisudawan terbaik UNY pada Sabtu (26/2/2022), Jariyah, perempuan asal Melikan Bantul menitikkan air mata. Kerja kerasnya sebagai buruh untuk menguliahkan anaknya akhirnya berbuah manis.
Sejak bangku SMA, Rizki memang dikenal tekun belajar. Hal itulah yang mengantarkannya diterima di Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi UNY dan mendapat beasiswa Bidikmisi Rizki mengakui perjuangan untuk menyelesaikan pendidikan tidak bisa berjalan mulus.
Kondisi ekonomi membuat belajarnya agar terganggu. Beruntung sejak SD hingga SMA dia sudah mendapatkan beasiswa dari Hoshizora Foundation dan Qatar Charity.
“Sejak kecil saya sudah terbiasa prihatin dan sederhana,” ujar pria kelahiran Bantul 31 Oktober 1999 ini.
Selama sekolah dan kuliah, Rizki selalu mengingat pesan ibunya agar suatu saat harus menjadi orang sukses. Agar sukses harus menempuh pendidikan tinggi dan mencari pengalaman sebanyak-banyaknya.
Lulus SMP dia melanjutkan SMA dibiayai saudara dari orang tua ayahnya. Dia pun harus berpisah dengan ibunya karena tinggal di Gunungkidul bersama kakeknya. Sedangkan ibunya di Bantul untuk bekerja.
Sekolah di SMAN 1 Wonosari, Rizki hanya menggunakan sepeda ontel. Saat itu dia sudah berprestasi dan ikut OSN Ekonomi Akuntansi. Setiap semester selalu mendapat tiga besar ranking paralel, hingga saat lulus mendapatkan predikat sebagai lulusan terbaik jurusan IPS.
Semasa SMA, Rizki mendapatkan lingkungan pertemanan dan lingkungan sekolah yang sangat suportif. Namun, di lingkungan keluarga tempat tinggalnya mengalami verbal bullying.
“Saya sempat mengalami tekanan mental karena verbal bullying di lingkungan tempat tinggal, tetapi oleh guru saya didorong hingga diterima di UNY,” katanya.
Semasa kuliah dia banyak memanfaatkan waktu untuk menyeimbangkan sisi akademik dan nonakademik. Setiap semester dia mendapat IP minimal 3,8.
Di sisi nonakademik, dia aktif di UKMF Penelitian KRISTAL FE UNY. Dia pun sering mengikuti dan mendapatkan juara perlombaan karya tulis ilmiah, hingga pada tahun 2021 berhasil menjadi Mahasiswa Berprestasi Utama FE UNY.
“Saya sering ikut karya tulis ilmiah dan sudah 20 lebih kejuaraan yang didapat dan berhasil menjadi mahasiswa berprestasi (Mapres) Utama FE UNY,” katanya.
Rizki kini sudah menyandang gelar sarjana, namun capaian ini belum membuatnya puas. Dia ingin melanjutkan ke jenjang S2 dengan beasiswa dan menjadi dosen seperti harapan ibunya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait