GUS Miftah atau Miftah Maulana Habiburrahman menggelar pertunjukkan wayang dengan salah satu tokoh wayanganya dibuat wajah Ustaz Khalid Basalamah.
Dalam pagelaran itu, wayang berwajah Ustaz Khalid dihantam dengan wayang Arjuna.
"Karo kowe mendukung aku opo ora," kata dalang dalam pagelaran itu yang diduga Gus Miftah. Dialog ini disampaikan oleh tokoh wayang yang berdiri di depan wayang Ustaz Khalid. Dia bicara kepada Arjuna yang berdiri di depannya seperti dikutip Senin (21/2/2022).
"Yen ora ngarep opo lah," jawab Arjuna.
Tokoh wayang di depan wayang berwajah Ustaz Khalid mengecam Arjuna, dan Arjuna marah besar.
Namun, alih-alih menghantam tokoh wayang yang bicara itu, si Dalang malah menghantamkan Arjuna ke wayang berwajah Ustaz Khalid yang berdiri di belakangnya, dengan kata-kata kasar dan mengandung kata "bangs**".
Akibat pertunjukan, akun Instagram Gus Miftah, @gusmiftah, dibanjiri hujatan netizen. Di Twitter Indonesia, topik tentang Miftah, Khalid Basalamah dan Dalang langsung masuk trending topic.
"Astaghfirullah, haruskah dengan cara seperti ini? Semoga Allah selalu menjaga Ustaz Khalid Basalamah," kata @Endriyw.
"Apa yang dilakukan Miftah ini norak. Mestinya kalau berilmu ajaklah Ustaz Khalid berdebat. Bukan begini caranya. Miftah cari sensasi saja," kata tokoh NU Anwar Syadat Hasibuan melalui @UmarHasibuan77.
"Terlalu kekanak-kanakkan cara Gus Miftah menyikapi hal ini. Sangat disayangkan," kata @WidasSatyo.
"Miftah itu sampah masyarakat. Gak suka KB, itu sih hak Miftah. Tapi kalau sampai bersikap rasis dengan pagelaran wayang, mengolok-olok KB, itu sih layak dimasukin got. Sejatinya miftah itu anti NKRI, anti Pancasila. Kerjanya mengadu domba," kata @mihrabku.
Seperti diketahui, kasus ini bermula ketika beredar video ceramah Ustaz Khalid Basalamah yang menyatakan bahwa wayang haram.
Dalam video itu, Ustaz Khalid membacakan surat berisi pertanyaan dari salah seorang jamaah pengajiannya yang menanyakan begini: "Saya orang Jawa dan suka pewayangan. Apakah wayang dilarang? Bagaimana taubat profesi dalang?"
Dan ini jawaban Ustaz Khalid: "Tentu saja saya pernah bilang teman-teman sekalian, tanpa mengurangi penghormatan terhadap tradisi dan budaya semua suku di Indonesia, suku Bugis, Makassar, Jawa, semuanya. Kita nggak akan bicara dalam ceramah seperti ini bukan menjatuhkan sama sekali, tapi kita harus tahu dan sadar bahwa kita Muslim. Kalau kita Muslim, dan Muslim ini dipandu oleh agama. Makanya saya bilang, caranya adalah seharusnya Islam dijadikan tradisi dan budaya. Jangan budaya di-Islam-kan, susah. Meng-Islam-kan budaya ini repot, karena budaya banyak sekali. Standar yang mana yang harus dipegangi, karena pasti akan ada ciri khasnya sendiri. Di Indonesia ada Islam-nya sendiri, di Amerika ada Islam-nya sendiri. Jadi, itu akan menjadi masalah. Padahal Allah tidak menginginkan itu. Allah menginginkan kita punya standarisasi. Standarisasi. Jadi, Allah tahu yang lebih baik. Kalau itu peninggalan nenek moyang kita, mungkin kita bisa kenang dulu, oh ini tradisinya orang dulu seperti itu, tapi kan itu bukan berarti dapat dilakukan meski dalam Islam dilarang. Kita sudah Muslim. Seharusnya ditinggalkan".
Ustaz Khalid telah meminta maaf jika pernyataannya itu menyinggung banyak orang, akan tetapi pada Jumat (18/2/2022) lalu dia dilaporkan artis Shandy Tumiwa yang juga merupakan Humas Organisasi Masyarakat bernama Setya Kita Pancasila (SKP).
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait