SALATIGA,iNews.Id - Melatih disiplin dan penanaman karakter religius merupakan salah satu program wajib di setiap madrasah/sekolah, demikian pula di MI Ma’arif Pulutan Salatiga.
“Penanaman karakter religius sangatlah penting ditanamkan kepada peserta didik. Karakter religius berfungsi untuk membangun kesadaran peserta didik tentang adanya Tuhan dan hubungannya dengan pencipta, patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain dan peserta didik dapat mensyukuri segala sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan.” (Achmad Buchori dan Rina Dwi Setyawati, 2015)
Salah satu langkah pendisiplinan dan penanaman karakter di lingkungan MI Ma’arif Pulutan dengan merutinkan sholat dhuha setiap pagi menjelang kegiatan pembelajaran. Diawali dengan pembacaan Al Fatikhah, Doa Saaltu, Asmaul Husna dilanjut praktek sholat dhuha.
Dalam pernyataannya, KH. Abdul Basith menegaskan bahwa di dalam Doa Saaltu terdapat makna yang dalam.
“Jadi, kalau kita baca artinya (doa saaltu) kita memohon kesehatan hati sanubari, jiwa dan raga. Tidak hanya sehat jasmani tetapi hati juga harus sehat, termasuk dari penyakit hati seperti sifat ujub (membanggakan diri), sombong dan dengki.” jelas beliau, yang juga menjabat sebagai kepala madrasah.
Tak hanya itu, di dalam doa saaltu, di samping mendoakan diri sendiri juga mendoakan keluarga, masyarakat juga bangsa dan negara. Dalam salah satu bait doanya yang berbunyi:
“Wa amnan minal bala-i wal hauli wal fitan * Li-awthonina wa‘ishmatan min dzawil hasad”
Artinya: “Kami mohon lagi (Ya Allah) agar tanah air kami selalu diselamatkan dari malapetaka dan berbagai macam fitnah serta diselamatkan dari para penghasut.” (Kutipan: Ijazah KH. Muslih, Pesantren Futuhiyyah, Mranggen-Demak, Jateng)
Kegiatan yang dilaksanakan di Masjid Asy Syarqowi, Pulutan, Salatiga ini diakhiri dengan doa setelah sholat dhuha, doa orang tua serta doa keselamatan
Editor : Muhammad Andi Setiawan
Artikel Terkait