JAKARTA,iNewsSalatiga.id - Gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U 20 ternyata membawa dampak yang sangat merugikan bagi perekonomian di dalam negeri. Indonesia beresikoi kehilangan triliyunan rumah lebih banyak dari biaya persiapan awal.
Setelah melakukan penghitungan dimulai sejak masa persiapan, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus mengungkapkan Indonesia kehilangan potensi tambahan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp3,36 triliun.
Nilai ini didapat setelah dilakukan penghitungan keluaran injeksi perekonomian Rp1,13 triliun untuk Piala Dunia U20 menggunakna metode computable general equilibrium.
“Untuk perhelatan piala dunia, ketika diinjeksi Rp1,13 triliun ke dalam perekonomian, ternyata dampaknya lebih sampai Rp3,36 triliun," ucapnya.
Dari nilai tersebut, sebesar Rp1,9 triliun didapatkan dari 6 provinsi yang sebelumnya direncanakan akan menjadi tempat penyelenggaraan piala dunia U20.
Jika dirincikan, sebesar Rp554,78 miliar Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) didapat oleh DKI, Rp499,22 miliar didapatkan oleh Jawa Timur, Rp451,55 miliar didapat Jawa Barat, Rp298,39 didapatkan Jawa Tengah, Rp97,54 miliar didapat oleh Sumatera Selatan, dan Rp42,83 miliar didapatkan oleh Bali.
Injeksi Rp1,13 triliun pada perekonomian untuk penyelenggaraan Piala Dunia U20 ini didapat dari belanja infrastruktur untuk pembangunan 6 stadion utama dan 18 lapangan berlatih.
Selain itu, biaya untuk penyelenggaraan dan persiapan teknis diperkirakan capai Rp 500 miliar, biaya yang dikeluarkan tim peserta sebesar Rp27,69 miliar, biaya yang dikeluarkan penonton sebesar Rp212,6 miliar, dan biaya untuk pengeluaran streaming sebesar Rp250 miliar.
“Dari beberapa bagian itu akan menimbulkan perputaran uang yang senilai Rp1,13 triliun. Dampaknya bisa lebih dari Rp1,13 triliun karena, misalnya pembangunan infrastruktur, ada kuli yang mendapatkan penghasilan itu bisa membeli makanan dan lain-lain,” kata Ahmad.
Editor : Muhammad Andi Setiawan
Artikel Terkait