Santri-Berilmu dan Mulia

Tim iNews.Id
Dr. KH. Mukh Nursikin, M.SI Pengasuh PP An-nur Pabelan Kab Semarang/Dosen Pascasarjana UIN Salatiga, (Foto : Ist)

ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

 

وَمَا كَا نَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَآ فَّةً ۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَـتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَ لِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْۤا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ

wa maa kaanal-mu-minuuna liyangfiruu kaaaffah, falau laa nafaro ming kulli firqotim min-hum thooo-ifatul liyatafaqqohuu fid-diini wa liyungziruu qoumahum izaa roja'uuu ilaihim la'allahum yahzaruun

"Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya jika mereka telah kembali agar mereka dapat menjaga dirinya." (QS. At-Taubah 9: Ayat 122)

Kata Santri, begitu di dengar pasti pemahamannya adalah mereka yang belajar di pondok pesantren.  Santri pada umumnya didefinisikan sebagai seseorang yang belajar di pondok pesantren yang mendalami ilmu agama, tauhid, fiqih, tasawuf, akhlak dan lainnya. Namun, definisi itu kini telah mengalami perluasan makna yang mengartikan santri tidak hanya terbatas pada definisi itu.  Melainkan santri ialah seorang muslim yang ikut dan patuh terhadap dawuhnya kyai dan memiliki semangat yang sama layakya santri. Ciri utama santri biasanya adalah mereka yang selalu dalam keseharian memakai kopyah (peci) dan idententik dengan sarung yang melekat dalam dirinya.

Sesungguhnya makna peci itu sendiri secara filosofi dilihat dari letaknya.  Pemakaian peci pasti berasa di kepala, ini menunjukkan bahwa peci adalah sesuatu yang harus dijunjung tinggi diatas diri manusia. Artinya bahwa dalam diri manusia haruslah memiliki sebuah nilai yang dijunjung tinggi dalam kehidupan di dunia ini.  Nilai yang dijunjung tinggi akan turun dan menjadi prinsip dalam kehidupan manusia.  Nilai itu seharusnya merupakan nilai-nilai yang berasal dari ajaran agama.  Dan nilai itulah yang akan membentuk kharisma diri manusia seorang santri.

Implementasi pada diri santri adalah bahwa mereka belajar ajaran agama maka nilai-nilai yang dipejari harus dijunjung tinggi diatas kepala sebagai bentuk perjuangan dalam menjalankan kehidupan.  Satu nilai yang dijunjung tinggi ini merupakan kewajiban yang harus dipertahankan sebagai "tujuan" dalam kehidupan sehari-hari baik di pondok maupun di masyarakat.  Mengenalkan dan memperingatkan tentang nilai -nilai agama yang lurus adalah tugas diri santri yaitu mengajak kepada kebaikan dan mencegah pada kemungkaran kepada diri manusia lain. 

Seorang santri yang menjalankan rutinitasnya di pondok pesantren dengan niat semata karena Allah tentu memiliki lebih banyak keistimewaan dibanding orang yang tidak dipondok pesantren, karena santri yang berada dipondok pesantren karena menjalankan ibadah lebih sering dan berusaha mendalami ilmu-ilmu agama lebih dalam dan luas dibanding orang lain yang yang tidak di pondok pesantren.

Santri adalah sebuah identitas maka implementasi pada santri adalah dalam kehidupannya dianggap sebagai orang yang paham akan ilmu agama.  Maka selalu memegang teguh prinsip hidup yang berdasarkan ajaran agama,  Maka ketika diri santri melakukan kekeliruan atau sesuatu yang bias dari nilai-nilai ajaran agama dampak yang diambil ibarat menyakiti santri-santri lain yang memiliki identitas yang sama. Santri menjadi pribadi yang tidak hanya menilai ke-Islaman dari seberapa rajinnya beribadah, tapi juga bagaimana menebar manfaat pada sesama, ber-akhlakul karimah, bertanggungjwab, dan tidak menjadi masyarakat bersumbu pendek yang mudah terprovokasi. Menjadi umat yang tak hanya fanatik keberagamaan, tapi juga cinta pada keberagaman.

Lebih luas lagi diharapkan santri mampu menjadi mesin penggerak kesadaran kritis, menggeser kesadaran instan yang menjadi sasaran empuk pengembangbiakan hoax, pelintiran kebencian, bahkan benih terorisme dan ekstremisme

Dengan rutinitas dan ajaran inilah yang dalam diri santri disebut sebagai ketahuidan atau prinsip kehidupan yang berasal dari Tuhan.  Satu nilai inilah yang menjadi diri santri selalu berpegang teguh pada prinsip hidup ketauhidan dalam kehidupannya. Prinsip hidup inilah santri akan dapat memiliki ilmu, namun Ketika santri yang tidak berilmu maka tidak akan memiliki prinsip hidup yang baik dan mulia. Santri berilmu akan mendapatkan kemulyaan, dengan prinsip mulya karena allah dan mengharap karunia Allah Swt.. SELAMAT HARI SANTRI TAHUN 2022.

Oleh: Dr. KH. Mukh Nursikin, M.SI

Pengasuh PP An-nur Pabelan Kab Semarang/Dosen Pascasarjana UIN Salatiga

Editor : Muhammad Andi Setiawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network