Kisah Kemarahan Jenderal Kopassus yang Diusir Karena Membela Anak Buahnya yang Cacat

Krina Sembiring
Kisah kemarahan Benny Moerdani yang tidak ingin memakai baret merah lagi, (Foto : SINDOnews)

JAKARTA,iNews.id - Kisah Jenderal TNI (Purn) Leonardus Benny Moerdani sang pencetus pasukan Antiteror Kopassus yang marah dan sakit hati karena diusir dari Mako Kopassus Cijantung. Benny Moerdani erjanji kepada dirinya sendiri tak akan lagi memakai Baret Merah Kopassus .

Mantan Panglima ABRI ini sempat dikeluarkan dari Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang kini disebut Kopassus. Ketika itu dia membela anak buahnya yang cacat akibat operasi militer perang kemerdekaan dikeluarkan dari kesatuan.

Dalam rapat staf di Mako RPKAD, Benny mewakili teman-temannya menyatakan keresahan atas keputusan Komandan RPKAD soal pemecatan pasukan yang cacat akibat operasi militer.

Dalam perkembangan selanjutnya pada tanggal 5 Januari 1965, Benny memenuhi panggilan Menteri/Panglima AD Letjen TNI Achmad Yani di MBAD. Benny disalahkan dan dinilai tidak tahu etika dengan menyampaikan penilaian atas kebijaksanaan komandan.

Akhirnya, hari itu juga Menteri/Panglima AD Letjen TNI Achmad Yani langsung memberikan perintah lisan memindahkan Benny ke Kostrad. Puluhan tahun Benny menyimpan sakit atas tindak pengusiran dirinya dari Kopassus.

Sakit hati Benny terhadap korps yang dibesarkannya dikisahkan oleh Letjen TNI Sintong Panjaitan. Pada tahun 1985 lalu, Benny Moerdani ingin memberikan anugerah gelar Warga Kehormatan Baret Merah kepada Yang Di-Pertuan Agung Malaysia, Sultan Iskandar di Markas Kopassus Cijantung.


Sultan Iskandar adalah Warga Kehormatan Baret Hijau Tentara Diraja Malaysia dan ia sangat bersimpati kepada Korps Baret Merah. Hal itu dapat dipahami kerana pada akhir tahun 1990-an Tentara Diraja Malaysia pernah dilatih menjadi prajurit para komando.

Benny memerintahkan Brigjen TNI Sintong Panjaitan yang kala itu menjabat Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus untuk merealisasikan pemberian Baret Merah.

Sebelum upacara dimulai, Benny didampingi Sintong, KSAD Jenderal Try Sutrisno, Wakil KSAD Letjen Edi Sudrajat dam Wakil Komandan Kopassus Kolonel Kuntara menunggu di ruang kerja Komandan Kopassus. Ketika sedang berbincang-bincang, Sintong memberikan Baret Merah kepada Moerdani.

"Ini Baret Merah Bapak yang akan Bapak pakai dalam upacara nanti," ujar Sintong dikutip dalam buku "Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando", Rabu (21/9/2022).

Benny yang dijuluki Raja Intelijen menerima Baret Merah dengan wajah tidak suka. Kemudian dia tiba-tiba melempar ke meja di depan Sintong hingga jatuh ke lantai. Sintong pun mengambil Baret Merah itu dan meletakkannya di meja kerja.

Suasana juga spontan berubah menjadi kaku, semua terdiam karena wajah Benny serius dan angker. Try Sutrisno berupaya meredakan suasana dengan mengalihkan pembicaraan namun tetapi suasana tetap kaku. Ketika Benny keluar dari kamar kecil, Sintong menghampiri dia dan berbicara kepadanya.

Sintong sebagai Komandan Kopassus merasa tersinggung. Menurutnya, Jenderal Bintang Empat tak sepantasnya membuang Baret Merah.


"Pak Benny tidak dapat dipisahkan dengan Korps Baret Merah. Bapak dikenal sebagai orang pertama Korps Baret Merah. Jadi aneh, kalau Bapak tidak berkenan memakai Baret Merah," tegas Sintong.

Namun, perkataan Sintong tidak dijawab Benny. Menjelang upacara pemberian anugerah Warga Kehormatan Baret merah kepada Yang Di-Pertuan Agung Malaysia, Benny rupanya masih menyimpan sakit hati.

Tokoh RPKAD dalam penumpasan pemberontakan PRRI di Sumatera dan diterjunkan di dekat Merauke dalam perjuangan pembebasan Irian Barat itu, tetap tidak mau memakai Baret Merah.

Sementara Benny menunggu Yang Di-Pertuan Agung Malaysia di ruang kerja Sintong, terdengar suara sirine pertanda tamu sudah mendekati Mako Kopassus. Benny menunggu di tangga lantai 2 dengan didampingi Sintong, Jenderal Try Sutrisno, beberapa perwira lainnya. Ketika membuka pintu, tiba-tiba Benny berteriak kepada ajudannya Lettu Tono.

"Ton! Mana Baret Merah itu tadi? Ambil dulu, nanti marah si Batak ini," kata Benny, mengingkari janjinya. Mengetahui hal itu, Sintong segera berlari ke ruang kerjanya dengan diikuti oleh Lettu Tono untuk mengambil Baret Merah.


Ketika menerimanya, Benny pun langsung memakainya. Sintong merasa lega. Seusai upacara penghormatan Yang Di-Pertuan Agung Malaysia, Benny memanggil Sintong. Dia menyampaikan kepada Sintong alasannya enggan memakai Baret Merah Kopassus lagi.

"Saya sudah berjanji kepada diri sendiri bahwa saya tidak akan memakai Baret Merah lagi setelah mereka mengusir saya dari Cijantung. Tiga jam setelah saya menerima perintah keluar dari RPKAD, saya sudah meninggalkan Cijantung," tutur Benny kepada Sintong.
 

Editor : Muhammad Andi Setiawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network