PENELITIAN terhadap Covid-19 varian Omicron yang dilakukan oleh ara peneliti di King's College London mengungkapkan varian omicron memiliki peluang kecil untuk menyebabkan long Covid-19 atau Covid berkepanjangan. Para peneliti menggunakan data dari aplikasi ZOE COVID Symptom Study.
Di mana mereka menemukan kemungkinan Covid-19 yang lama setelah infeksi adalah 20 persen hingga 50 persen lebih rendah, selama gelombang Omicron di Inggris dibandingkan dengan Delta.
Namun dalam penelitian tersebut, angka yang dihasilkan bervariasi tergantung pada usia pasien dan waktu vaksinasi terakhir mereka. Sementara untuk gejala, di mulai dari kelelahan hingga "kabut otak".
Gejalanya dapat melemahkan dan berlanjut selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Hasil studi dari King's diyakini sebagai penelitian akademis pertama, menunjukkan bahwa Omicron tidak menimbulkan risiko long Covid-19.
"Ini kabar baik, tapi tolong jangan hentikan layanan Covid Anda yang lama," kata pemimpin peneliti Dr Claire Steves dilansir CNA, Minggu (19/6/2022).
Sejauh ini, para ilmuwan belum mencapai kesimpulan pasti tentang siapa yang lebih rentan terhadap long covid. Melansir Times of India, ada satu penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cell Press menemukan bahwa empat faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terkena Covid panjang. Ini termasuk:
- Viral load yang lebih tinggi
- Adanya autoantibodi secara keliru menyerang jaringan tubuh
- Reaktivasi virus Epstein-Barr (EBV)
- Diabetes tipe 2
Editor : Muhammad Andi Setiawan