Menteri Johnny menjelaskan pusat monitoring telekomunikasi Kominfo yang dikelola melalui Direktorat jenderal Pengendalian Pos dan Informatika berfungsi untuk mengetahui apabila masih terdapat blankspot sinyal di suatu wilayah.
“Kami menyiapkan supervisory control system, sudah ada sekarang. Selain itu, untuk memudahkan koordinasi dengan operator seluler, pusat monitoring layanan telekomunkasi juga berfungsi untuk melakukan pengukuran jaringan seluler,” tuturnya.
Dengan adanya pusat monitoring tersebut, Menkominfo mengaku pihaknya dapat memantau kualitas jaringan dan layanan telekomunikasi di seluruh Indonesia.
“Kali ini sudah ada di Kominfo, untuk melihat Quality of Service (QoS) dan Quality of Experience (QoE) di seluruh wilayah tanah air kita. Tidak ada yang bisa bohong, saya tidak bisa dibohongi. Sudah ada internetnya ada atau tidak di wilayah itu, saya tinggal pencet saja terlihat apakah tersedia atau tidak layanan 2G, 3G, 4G maupun 5G,” ungkapnya.
Menteri Johnny menyatakan, untuk memantau infrastruktur digital baik fiber optic, microwave link, Base Transceiver Station (BTS) maupun layanan akses internet dari satelit, Kementerian Kominfo dapat memonitor melalui surveillance system BLU BAKTI Kominfo.
“Surveillance system BLU BAKTI Kominfo juga sudah beroperasi penuh untuk melakukan surveillance atas backbone jaringan fiber optic di darat dan di laut, monitoring akses internet atau penggunaan satelit di mana saja akses internet disediakan,” jelasnya.
Bahkan, Kementerian Kominfo menyiapkan cyber drone yang sudah lebih advance untuk menjaga dan memberikan layanan ruang digital agar tetap baik.
“Saya memberikan tindakan-tindakan yang tegas terhadap semua kegiatan ilegal di bidang apa saja, secara khusus yang berkaitan dengan narkotika, apalagi pornografi pada anak, kami takedown, dan sudah ada jutaan akun-akun yang diblokir. Tiada henti-hentinya baik alphabet maupun numerical,” tandas Menkominfo.
Editor : Muhammad Andi Setiawan